SULSELSATU.com, JAKARTA – Hari ini, 21 Maret 2018, merupakan Hari Puisi Sedunia atau World Poetry Day. Penetapan Hari Puisi Sedunia tercetus saat pertemuan UNESCO ke-30 di Paris Prancis, pada Oktober 1999.
Hari Puisi Sedunia jatuh pada 21 Maret karena pada tanggal tersebut dirayakan pula Hari Penghapusan Diskriminasi Ras sehingga dianggap sebagai waktu yang tepat.
Kebutuhan estetika telah lama menjadi bagian dari kehidupan manusia, bahkan sudah menjadi kebutuhan. Lewat puisi, manusia dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Alasan lain yang mendorong tercetusnya Hari Puisi Sedunia ialah UNESCO melihat adanya peningkatan ketertarikan pada puisi.
Terbukti dari banyaknya kegiatan negara-negara anggota yang terkait dengan puisi. Bahkan jumlah kegiatan tersebut juga makin banyak seiring dengan bertambahnya jumlah penyair.
Setiap tahun, Direktur Jenderal UNESCO tidak pernah absen menyampaikan pesan di hari yang semestinya membuat orang menjadi puitis ini.
Sejak dirayakan pada 2000, belum semua orang tahu tentang Hari Puisi Sedunia. Namun, orang-orang yang mengetahuinya kerap menjadi lebih puitis seperti terlihat dari postingan yang ada di media sosial.
“Jika kau ingin cerita indah, dengarkan org yg sedang jatuh cinta. Jika kau ingin tahu pahitnya kehidupan, dengarkan org yg putus cinta.
#HariPuisiSedunia,” tulis Evi Ratnasari di akun Facebook miliknya.
Selamat #haripuisisedunia – When this world feels unwelcoming, poetry is a second home :),” ungkap NAF lewat Twitter.
Entah mengapa, pada hari ini banyak sekali warganet yang menulis kata-kata puitis yang mirip seperti ini.
“Roses are red, My heart is blue, You are still loved, Even when i’m far from you. #HariPuisiSedunia,” kata Rico Pradana.
Editor : Agung Hidayat