JAKARTA – Konsumsi rumah tangga terjun bebas ke posisi 2,48% pada kuartal I 2020. Agka ini turun signifikan dibanding periode yang sama pada 2019 yang mencapai 5,02%.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, laju pertumbuhan ekonomi nasional sebagian besar masih ditopang konsumsi rumah tangga dan investasi alias PMTB.
“Perekonomian Indonesia dari pengeluaran didominasi konsumsi rumah tangga dan PMTB. Sehingga, menjaga daya beli konsumsi rumah tangga jadi sesuatu penting, karena itu pemerintah berusaha keras untuk mengendalikan inflasi,” kata Suhariyanto dalam paparannya via video conference, Jakarta, Selasa (5/5/2020).
Baca Juga : Bupati Gowa Instruksikan Camat Hingga Lurah Bantu BPS Pendataan Registrasi Sosial Ekonomi Secara Jujur
Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 2,97% di kuartal I-2020. Berdasarkan kelompok pengeluaran, sekitar 56% dikontribusikan dari konsumsi rumah tangga, sekitar 32% dari investasi atau PMTB, lalu 18% dari ekspor, sekitar 6% berasal dari konsumsi pemerintah, dan 1,36% dari konsumsi LNPRT, dan seluruhnya dikurangi oleh impor yang minus sekitar 18%.
Jika dilihat dari kuartal per kuartal (q-to-q), seluruh komponen pengeluaran negatif. Di mana, konsumsi rumah tangga berada di level -1,97%, konsumsi LNPRT pun -2,10%, konsumsi pemerintah -44,02%, investasi -7,89%, ekspor -6,37%, dan impor -11,89%.
Sedangkan dilihat dari tahun ke tahun (YoY) alias perbandingan kuartal I-2020 dengan kuartal I-2019, konsumsi rumah tangga berada di level 2,84% atau turun drastis dari 5,02%. Untuk investasi tumbuh melambat di 1,70% dari sebelumnya 5,03%. Sedangkan ekspor masih tumbuh 0,24% dari sebelumnya negatif -1,58%, konsumsi pemerintah berada di angka 3,74% dari sebelumnya 5,22%. Untuk konsumsi LNPRT minus -4,91% dari yang tadinya tumbuh 16,96%.
Baca Juga : BPS: Ekspor dan Impor Sulsel Alami Penurunan
“Konsumsi rumah tangga melambat cukup dalam, pada kuartal I-2019 masih 5,02%. Porsi konsumsi rumah tangga sangat besar sehingga menggeret ke bawah,” jelasnya.
Pria yang akrab disapa Kecuk ini menyebut, beberapa barang konsumsi >yang masih tumbuh adalah perlengkapan rumah tangga dan konsumsi perumahan lainnya.
“Kemudian yang tumbuh melambat adalah makanan-minuman serta restoran dan hotel, ini karena PSBB dan imbauan untuk mengurangi kegiatan di luar. Ada beberapa komponen yang terkontraksi yaitu pakaian, alas kaki, dan jasa perawatan sera informasi dan komunikasi,” tambahnya.
Baca Juga : Tiket Pesawat dan Tarif Tol Penyumbang Terbesar Inflasi di Sulsel Mei 2021
Editor: Hendra Wijaya
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar