SULSELSATU.com, MAKASSAR – Anggota DPD RI Dapil Sulawesi Selatan Ajiep Padindang menyebut literasi ekonomi syariah di Indonesia masih lemah.
Hal itu disampaikan Ajiep saat menjadi narasumber dalam Forum Discusion Grup (FGD) bekerjasama dengan alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Makassar, Senin (22/2/2021).
Ajiep menjelaskan bahwa penduduk Indonesia mayoritas muslim, namun tranksaksi keuangan pada umummya masih konvensional.
Baca Juga : Bidik Senayan, Caleg Golkar Ajiep Padindang Jadikan Gowa dan Makassar Basis Utama
Ekonomis syariah yang dimaksud Ajiep adalah, bank syariah, pegadaian syariah, finance syariah dan hal-hal lain berbasis syariah masih kurang diminati masyarakat.
“Jadi saya katakan literasi ekonomi syariah kita sangat lemah. Syariah itu masih sebatas simbolik, belum berjalan maksimal,” ujar mantan Anggota DPRD Sulsel itu.
Wakil Ketua Kelompok DPD/MPR ini mengakui bila ada kecenderungan pemerintah kurang dalam mendorong pengembangan ekonomi syariah.
Baca Juga : Panja PUU DPD RI Kunker ke DPRD Sulsel, Ini Yang Dilakukan
“Konsepnya bertentangan dari pemerintah pusat dengan memperkuat modal sehingga muncul kapitalisme. Untuk itu, DPD sejak awal ingin agar bank dapat bersaing secara sehat,” tutur dia
Sementara itu, Ketua IKA Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMI Muchlis Sufri mengemukakan bila hadirnya ekonomi syariah bukan sebuah alternatif tapi solutif karena acuannya yakni alquran dan hadis.
“Arus baru ekonomi harus tumbuh dari bawah, bukan dari atas jika kita tidak ingin tergantung dari kalangan kapitalis,” jelas Muchlis.
Baca Juga : Kantor Perwakilan DPD RI di Sulsel Buka Posko Pengaduan Skandal Jiwasraya
Editor: Asrul
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar