SULSELSATU.com, MAKASSAR – Transparency International Indonesia (TI) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu sosial dan Politik Universitas Hasanuddin serta Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Takalar (HIPERMATA) meluncurkan kajian terbarunya yang menyoroti isu korupsi di sektor kelautan dan perikanan.
Kawasan pesisir Kabupaten Takalar di Sulawesi Selatan menjadi fokus penelitian dalarn riset kelautan dan perikanan ini. Pesisir Takalar merupakan salah satu kawasan di Sulawesi Selatan yang banyak dihuni oleh kerikanan nelayan tradisional.
Komunitas nelayan di Takalar ini dikenal sebagai pelaut pengembara jarak jauh di perairan Indonesia. Namun, kehidupan kelautan dan budaya pengembaraan jarak jauh yang mereka lakukan kerap membawa risiko yang tidak dapat dihindari, salah satunya adalah korupsi di tingkat tapak, mulai dari perizinan yang tidak transparan hingga pengelolaan sumber daya kelautan yang monopolistik.
Baca Juga : Indosat Dukung Pengembangan SDM Unhas, Siapkan Program Magang Mahasiswa
Dalam kajian anyar tersebut, TI Indonesia mengusung pendekatan etnografi cepat untuk menguak dua fenomena yang disinyalir merugikan negara, yakni eksploitasi lingkungan khususnya yang terjadi di kawasan pesisir Kabupaten Takalar serta praktik-praktik korupsi di sektor kelautan dan perikanan yang mengancam komunitas nelayan di Takalar.
Dalam keterangannya Lalu Hendri Bagus, peneliti TI Indonesia, mengungkapkan bahwa pendekatan etnografi dipilih agar dapat memotret realita kehidupan nelayan yang juga terdampak oleh praktik praktik korupsi di sektor kelautan serta untuk mendekatkan secara emosional masalah ini kepada pengambil kebijakan.
“Kami menemukan dalam konteks pesisir Takalar, korupsi dan eksploitasi lingkungan laut itu saling beririsan. Pendekatan etnografi ini dipilih untuk menarasikan dalam perspektif korban yaitu komunitas nelayan mengenai betapa kejamnya dampak dari dua fenomena ini terhadap kehidupannya,” ungkap Lalu dalam paparannya di Hotel Unhas, Makassar, Kamis (7/3/2024).
Baca Juga : Mahasiswa Unhas Kini Bisa Tukar Sampah Jadi Pulsa, Begini Caranya
Menanggapi temuan tersebut, Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia Danang Widoyoko mengajak seluruh elemen masyarakat utamanya kampus dan para mahasiswa untuk mengambil peran dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
“Kita menyadari bahwa korupsi itu merupakan salah satu ancaman terbesar yang saat ini dihadapi oleh bangsa ini, bukan hanya di Jakarta, kita juga menemukannya di sini. Kami mengajak civitas academika di kampus maupun para mahasiswa untuk berpihak kepada masyarakat terdampak sekaligus ambil bagian dari upaya pemberantasan korupsi,” jelas Danang Widoyoko dalam sambutannya.
Mengapresiasi riset etnografi korupsi di sektor kelautan dan perikanan yang telah diluncurkan TI Indonesia, Dekan Fisip Universitas Hasanudin Prof. Sukri Tamma menyambut baik riset tersebut dan berkomitmen untuk mengawal upaya pemberantasan korupsi khususnya di Sulawesi Selatan.
Baca Juga : Indosat Ooredoo Hutchison Hadirkan Inisiatif ‘Sampah Jadi Pulsa’ di Unhas Makassar
“Kami menyambut baik hasil riset ini, dan siap mengawal pemberantasan korupsi di Indonesia, dimulai dari Sulawesi Selatan,” kata Prof Sukri.
Dalam kegiatan ini juga dilakukan penandatangan MoU antara TI Indonesia dengan Fisip Unhas berkolaborasi mengawal isu-isu yang merugikan masyarakat luas khususnya di wilayah Sulawesi Selatan.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar