SULSELSATU.com, MAKASSAR – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan (Sulsel) Amson Padolo, menginstruksikan seluruh BPBD kabupaten dan kota untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi.
Langkah antisipasi mencakup persiapan lokasi pengungsian dan penguatan koordinasi dengan unsur pentahelix kebencanaan, yaitu pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media.
“Wilayah-wilayah rawan bencana telah dipetakan sebelumnya. Contohnya adalah Kota Makassar, di mana perahu karet dan peralatan evakuasi sudah disiapkan di titik-titik rawan banjir. Selain itu, logistik untuk para pengungsi juga telah disediakan,” kata Amson di Gedung DPRD Sulsel, Rabu (11/12/2024).
Baca Juga : Banjir Wajo, Satu Korban Hilang Ditemukan Meninggal Dunia
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memetakan beberapa daerah yang berada dalam zona awas curah hujan tinggi, termasuk Kabupaten Maros dan Kota Makassar, sementara sebagian besar daerah lainnya berstatus siaga.
“Langkah antisipasi terus dilakukan, seperti penyampaian informasi kepada warga di zona rawan untuk mempersiapkan diri, termasuk kemungkinan pengungsian,” jelas Amson.
Amson menyebut bahwa hingga saat ini belum ada laporan resmi terkait pengungsian besar-besaran di beberapa kabupaten. Sebagian besar warga yang terdampak lebih memilih tinggal sementara di rumah keluarga terdekat.
Baca Juga : BPBD Sulsel Siap Antisipasi Dampak Bencana Hidrometeorologi di Musim Hujan
“Masyarakat tetap menunjukkan solidaritas dengan menampung anggota keluarga yang terdampak bencana. Pemerintah mencatat adanya pengungsian terbatas, seperti di Kota Makassar, di mana beberapa warga mengungsi di masjid setempat,” ujarnya.
Amson juga mengapresiasi inisiatif masyarakat yang saling membantu di tengah kondisi rawan bencana.
“Kami terus mengimbau agar warga di daerah rawan tetap waspada dan siap menghadapi segala kemungkinan,” tutup Amson.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar