SULSESATU.com, MAKASSAR – Kepemimpinan Rudy Djamaluddin sebagai PJ Walikota Makassar, dinilai gagal oleh DPRD Kota Makassar.
Pasalnya, Rudy menggantikan Yusran Jusuf yang hanya menjabat selama 43 hari sebagai PJ Walikota Makassar sebab tidak mampu menurunkan angkat kasus positif Covid-19.
Anggota Komisi A DPRD Kota Makassar Kasrudi, menganggap Rudy tidak fokus dalam penanganan kasus Covid-19 di Makassar.
Baca Juga : Seluruh Fraksi DPRD Kota Makassar Setujui Ranperda KLA Jadi Perda
“Sibuk dengan dirinya sendiri, satu bulan beliau diangkat tidak ada perubahan sementara beliau diangkat untuk memutus mata rantai Covid-19,” ujarnya di Kantor DPRD Kota Makassar, Selasa (18/8/2020)
Seharusnya, kata Kasrudi, Pj Walikota membuat program baru untuk memutus mata rantai pandemi Covid- 19 di Kota Makassar. Tidak hanya menjaga perbatasan Kota.
“Dia urus saja masalah infrastruktur. Harusnya Pak Pj sekarang membuat program untuk mumutus mata rantai Covid, salah satu contoh yanh dilakukan Prof Yusran inspektur Covid, bukan hanya perbatasan yang dijaga sedangkan di dalam kota masih merah,” ungkapnya.
Baca Juga : Cerita Mario David Awal Mula Terjun ke Politik Hingga Jadi Anggota DPRD Makassar
Politisi Gerindra ini, menilai program pemerintah hanya membuang anggaran. Bahkan, penurunan jumlah kasus pasien positif Covid-19, hanya disebabkan lemahnya tracing dan tracking di masyarakat.
“Kurang tracing jadi tidak ada itu programnya, dia membuat program itu hanya menghabiskan saja anggaran. Misal penyemprotan desinfektan, tidak ada gunanya juga,” jelasnya.
Ia membandingkan, kepimpinan Yusran sebagai Walikota Makassar. Walau hanya menjabat selama 43 hari, program yang dicanangkan terbukti fokus penanganan penyebaran pandemi Covid-19 seperti Posko perbatasan, membentuk Inspektur Covid-19, serta pembenahan parkir di Jalan Balaikota dan Jalan Ahmad Yani.
Baca Juga : Anggota DPRD Makassar Yeni Rahman Harap Semangat Belajar Kartini Bisa Diteladani
Editor: Asrul
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar