SULSELSATU.com, MAKASSAR – September 2022, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami inflasi sebesar 1,12 persen. Lebih rendah dibandingkan nasional yang tercatat mengalami inflasi sebesar 1,17 persen.
Jika dilihat dari 5 kota IHK (Bulukumba, Makassar, Palopo, Pare-pare, dan Watampone) di Sulsel, Kota Palopo merupakan daerah yang mengalami inflasi bulanan tertinggi sebesar 1,74 persen. Sedangkan inflasi bulanan terendah dialami oleh Kota Watampone sebesar 0,92 persen.
Inflasi Sulsel pada September 2022 terutama disumbang oleh Kelompok Transportasi dan Kelompok Pendidikan dengan andil inflasi masing-masing sebesar 1,15 persen dan 0,06 persen.
Baca Juga : 100 Peserta dan 9 Desainer Meriahkan Tren Hijab x Road to AMBF 2024
Kepala BI Sulsel, Causa Iman Karana mengatakan, inflasi Kelompok Transportasi sebesar 9,85 persen dipengaruhi oleh kebijakan pengalihan subsidi BBM yang berdampak pada kenaikan tarif angkutan dalam kota, kendaraan roda 2 dan roda 4 online.
“Inflasi pada Kelompok Pendidikan sebesar 1,62 persen disebabkan oleh meningkatnya biaya perguruan tinggi. Sementara itu, inflasi lebih dalam tertahan oleh deflasi pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan andil sebesar -0,19 persen,” ujarnya dalam rilis resmi, Selasa, (4/10/2022).
Deflasi pada Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar -0,63 persen dipengaruhi oleh penurunan harga beberapa komoditas pangan, di antaranya bawang merah, tomat, minyak goreng, ikan layang, dan cabai rawit.
Kata Cik sapaannya, Bank Indonesia terus bersinergi dengan pemerintah daerah dan stakeholders terkait lainnya lewat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam rangka menjaga stabilitas inflasi di Sulsel pada tahun 2022.
“Kegiatan pasar murah dan operasi pasar serta pemantauan harga terus dilakukan untuk menjaga ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga komoditas di pasar. Risiko tekanan harga akibat gangguan rantai pasok global akan terus diwaspadai oleh TPID Sulsel,” katanya.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar