Logo Sulselsatu

Tidak Lepas Tangan, PT Vale Ubah Lahan Bekas Tambang Jadi Hutan Rimbun

Sri Wahyu Diastuti
Sri Wahyu Diastuti

Senin, 19 Desember 2022 21:54

Hutan rimbun Himalaya yang merupakan lahan bekas PT Vale (Sri Wahyu Diastuti / Sulselsatu.com)
Hutan rimbun Himalaya yang merupakan lahan bekas PT Vale (Sri Wahyu Diastuti / Sulselsatu.com)

SULSELSATU.com, LUWU TIMUR – Sebuah kawasan di pegunungan Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, tumbuh rimbun pepohonan berbagai jenis. Sejuk dan teduh. Tapi dulunya, kawasan itu adalah area pertambangan.

Kawasan itu bernama Himalaya. Luasnya sekitar 12,2 hektare. Terletak di tengah Blok Sorowako, yang masuk dalam kawasan konsesi pertambangan perusahaan nikel PT Vale Indonesia Tbk.

16 tahun yang lalu, Himalaya masih berupa tanah merah khas daerah penggalian tambang. Daerah itu jadi lokasi penambangan PT Vale untuk diambil nikelnya sejak pertama kali memulai operasinya di Luwu Timur, 54 tahun lalu.

Baca Juga : Unjuk Rasa AMARA Pong Salamba, PT Vale: Beroperasi di Area Konsesi yang Sah Secara Hukum

Pada 2006, PT Vale memulai proses reklamasi di kawasan tersebut. Langkah itu dilakukan karena penambangan yang diterapkan perusahaan asal Brasil itu adalah sistem terbuka. Sehingga penutupan kembali atau reklamasi, kemudian ditindaklanjuti dengan revegetation, harus dilakukan.

Di dalam kawasan tersebut, ditanam berbagai macam jenis pohon, dengan pembagian 40 persen tanaman pionir dan 60 persen tanaman fast growing atau cepat tumbuh. Tanaman-tanaman itu juga termasuk jenis multipurpose tree species.

Salah satu pohon yang ditanam di areal itu adalah agathis atau dammar. Pohon itu ditanam tahun 2006 saat reklamasi pertama kali dilakukan. Di papan petunjuk, pohon itu ditanam oleh Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pertambangan saat itu. Sekarang, pohon itu tumbuh sekitar 10 meter.

Baca Juga : Hadapi Ketidakpastian, PT Vale Catat Hasil Positif Triwulan Pertama 2025

Selain agathis, jenis lain yang ditanam di kawasan ini adalah kayu manis, beringin, bunu, jabon merah, jabon putih, johar, kayu afrika, mahoni, termasuk pohon multiguna seperti nangka, durian, dan mangga.

Hewan melata yang hidup di Himalaya, area reklamasi PT Vale (Sri Wahyu Diastuti / Sulselsatu.com)

PT Vale melakukan relamasinya dengan berbagai tahapan. Dimulai dari penimbunan kembali, pembentukan kontur, penghamparan tanah pucuk atau top soil. Lalu pembuatan pengendalian erosi, drainase dan pond. Tahap selanjutnya adalah pemupukan menggunakan kompos.

Baca Juga : Opini: Deforestasi, Degradasi Tanah, Dan Krisis Iklim: Salah Industri Saja atau Petani juga Punya Andil?

Kemudian, PT Vale menuju tahap penanaman tanaman pionir dan fast growing. Setelah itu, dilakukan kegiatan pemeliharaan. Di dalam tahapan ini dilakukan pendangiran dan penyulaman, atau penggantian tanaman yang mati.

“Kami memiliki tim desain yang melakukan semua proses ini. Mereka melakukan pengaturan-pengaturan, seperto kontur, untuk mengatur drainase. Jadi tidak sekadar ditimbun dan ditanam. Semua proses itu menghabiskan Rp300 juta lebih tiap hektarenya,” ucap Junior Rehabilitation Engineer PT Vale, Nisma Yani di lokasi kawasan Himalaya, Senin, (19/12/2022).

Bibit pohon yang ditanami di kawasan tersebut tidak diambil dari luar daerah, melainkan melalui proses pembibitan yang dilakukan PT Vale, lewat fasilitas bernama Nursery.

Baca Juga : Cerita Petani Merica dari Loeha Raya, Membangun Harapan Ruang Hidup dan Masa Depan yang Inklusif

Di dalam lokasi Nursery seluas 2,5 hektare lebih, terdapat beberapa kompartemen. Seperti propagation house, green house, cutting house, dan set house.

Nursery PT Vale yang memproduksi 700 ribu bibit tiap tahunnya (Sri Wahyu Diastuti / Sulselsatu.com)

Nursery berkapasitas 700 ribu bibit pohon per tahun, yang dibagi dalam 4 siklus penanaman. Ratusan ribu pohon itu terdiri atas 80 jenis. Termasuk jenis gaharu, yang mulai langka karena ditebangi masyarakat di pegunungan Luwu Timur.

Baca Juga : PT Vale IGP Tanam Harapan Lewat Reklamasi Dari Morowali untuk Bumi

Di Nursery, juga terdapat pohon-pohon yang buahnya menjadi konsumsi hewan endemik. Seperti picus rangkong. Buah dari pohon ini adalah makanan dari burung rangkong yang dulunya banyak ditemukan di pegunungan Luwu Timur.

Dari Nursery ini, jutaan bibit pohon sudah disebar ke ribuan hektare lahan reklamasi. Saat ini, PT Vale telah mereklamasi 3.471 hektare lahan bekas tambang. Angka itu 63 persen dari total lahan konsesi yang telah dibuka seluas 5.428 hektare.

Menurut Nisma, PT Vale khusus pada 2022 ini menargetkan mereklamasi 293,44 hektare lahan bekas tambang di Blok Sorowako. Selama periode Januari hingga pertengahan Desember 2022, sudah terealiasasi 280 hektare lebih.

“Sekarang yang direklamasi tahun 2006 bentukannya sudah menyerupai original forest atau tidak pernah disentuh, atau hutan perawan, yang seperti belum memasuki kegiatan mining,” ucap Nisma.

Hingga saat ini, PT Vale telah mengeluarkan miliaran rupiah untuk mengembalikan kondisi lahan bekas tanah, lewat proses reklamasi dan rehabilitasi.

COO PT Vale, Abu Ashar mengungkapkan, mengeluarkan dana, sekalipun mencapai miliaran rupiah bukanlah menjadi perhatian perusahaan. Sebab, itu adalah bagian dari rutinitas yang wajib dilaksanakan.

“Sejak PT Vale beroperasi sangat konsen dengan lingkungan, sehingga jika berbicara dengan berapa biaya yang dikeluarkan untuk lingkungan, itu bukan perhatian khusus, karena itu bagian dari rutinitas kami setiap tahun untuk mengeluarkan anggaran demi lingkungan,” kata Abu.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

Politik04 Mei 2025 19:21
Masuk Formatur, Husniah Talenrang Sesumbar Akan Jadikan PAN Pemenang Pemilu di Sulsel
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Bupati Gowa, Sitti Husniah Talenrang ditetapkan sebagai salah satu formatur calon Ketua DPW PAN Sulsel periode 2025�...
Nasional04 Mei 2025 18:39
Purnawirawan TNI-Polri Beri Dukungan Penuh untuk Program Pemerintah Prabowo Subianto
SULSELSATU.com – Sejumlah purnawirawan TNI dan Polri, termasuk tokoh-tokoh ternama seperti Agum Gumelar dan Wiranto, berkumpul untuk menyatakan ...
News04 Mei 2025 17:31
OJK Sulselbar Gelar Gencarkan di 3 Kabupaten, Dorong Inklusi Keuangan Berbagai Kalangan
Kantor OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (OJK Sulselbar) berkolaborasi dengan Sektor Jasa Keuangan dan Pemerintah Daerah tingkat kecama...
Politik04 Mei 2025 16:57
Chaidir Syam Tegaskan Siap Pimpin PAN Sulsel, Janjikan Kepengurusan yang Solid
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Musyawarah Wilayah (Muswil) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Sulawesi Selatan yang berlangsung d...