SULSELSATU.com, MAKASSAR – Hujan dengan intensitas yang tinggi terus mengguyur wilayah Sulawesi Selatan. Akibatnya, banyak daerah yang terendam banjir hingga tanah longsor.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel mencatat ada 10 daerah di Sulsel yang terdampak cuaca ekstrem berupa banjir hingga tanah longsor.
10 daerah tersebut yakni Kabupaten Barru, Kota Makassar, Soppeng, Parepare, Gowa, Takalar, Jeneponto, Maros, Pinrang dan Sinjai. “Yang terpantau ini sementara Barru, ada juga di Soppeng, Parepare, Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Maros, Pinrang, Sinjai, itu sudah terpantau debit air semakin besar,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulsel Amran Azis dikutip detikSulsel, Sabtu (21/12/2024).
Baca Juga : Cuaca Ekstrem, Kapolrestabes Makassar Imbau Warga Tetap Waspada
Amran mengatakan ada dua daerah yang mengalami dampak cukup parah yakni di Barru dan Makassar. Kedua daerah ini disebutnya hampir terjadi banjir di seluruh wilayahnya.
“Makassar, Barru (terparah). Makassar ini hampir semua titik di kecamatan terjadi banjir. Barru itu rata-rata sudah di atas permukaan, sudah meluap sampai ke jalan,” terangnya.
Dia menuturkan banjir terjadi karena debit air yang meningkat. Kemudian ditambah dengan pasang air laut sehingga membuat volume air semakin besar.
Baca Juga : Tetap Waspada! BPBD Perpanjang Peringatan Cuaca Ekstrem Kota Makassar Hingga 25 Januari
“Ini murni cuaca. Debit air sangat besar dan laut juga pasang. Barru ini selalu dari tahun ke tahun selalu akses jalan tertutup kalau musimnya sudah masuk. Karena dia sangat rentan sekali dengan risiko bencana karena pas dekat laut,” paparnya.
Amran pun mengimbau seluruh masyarakat di daerah terdampak bencana untuk waspada dan mawas diri. Dia meminta masyarakat untuk melakukan evakuasi mandiri jika sudah ada tanda-tanda terjadinya bencana.
“Imbauan ke masyarakat sesegera mungkin melakukan evakuasi mandiri jika tidak memungkinkan lagi berada di tempat itu untuk sementara. Jangan bertahan sehingga risiko terdampak semakin kecil. Atau segera meminta pertolongan untuk dievakuasi sementara untuk pindah tempat dulu,” ucap Amran.
Baca Juga : Nelayan Dilarang Melaut, TPI Paotere Siapkan Stok Ikan Hingga 100 Ton Selama Cuaca Ekstrem
“Kayak tadi ini ada bayi mau dievakuasi tapi tidak ada bapaknya (di rumah) jadi dia tidak mau. Dia tunggu bapaknya, tidak mau dievakuasi. Jadi kita juga serba salah,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Amran mengatakan potensi bencana masih akan terjadi hampir di seluruh wilayah Sulsel. Sebab berdasarkan peringatan dini BMKG, cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga 22 Desember nanti.
“Kemungkinan sebentar sore ini masih akan berlanjut lagi. Diperkirakan masih banyak daerah-daerah yang akan terisolir lagi. Prediksi BMKG ini masih terjadi terus menerus hujan. Ini kan diperkirakan sampai tanggal 22 Desember,” ujarnya. (*)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar