SULSELSATU.com, MAKASSAR – Makassar di pagi Minggu itu terasa lebih segar dari biasanya. Mentari belum terlalu tinggi, dan deru sepeda mulai menggantikan bising kendaraan bermotor di beberapa ruas jalan utama kota.
Puluhan pesepeda, sebagian besar mengendarai sepeda lipat premium jenis Brompton, memadati rute dari Kantor Balai Kota menuju Monumen Mandala.
Mereka bukan hanya goweser biasa, tapi bagian dari pra-event Brompton Day Out 10 (BDO 10) — perayaan gaya hidup bersepeda urban yang tahun ini menjadikan Makassar sebagai tuan rumah untuk pertama kalinya.
Baca Juga : Pemkot Makassar Tuntaskan Data 62.538 Penerima Pembebasan Iuran Sampah
Tepat pukul 06.00 Wita, iring-iringan sepeda mulai mengayuh dari Balai Kota, melewati rute Ahmad Yani – Urip Sumoharjo – Pettarani hingga Car Free Day (CFD) Boulevard, lalu masuk ke jalan Landak – Veteran Selatan – Moginsidi – dan berakhir di Jalan Jenderal Sudirman, tepat di pelataran Monumen Mandala, ikon perjuangan Sulawesi Selatan.
Di antara para pengayuh sepeda, sosok yang paling mencuri perhatian adalah Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin. Mengenakan baju lengan panjang warna hitam, helm hijau army, dan kacamata hitam besar, Appi—sapaan akrabnya—tampak santai namun karismatik.
Baca Juga : Munafri Suarakan Makassar Jadi Kota Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan di WCSMF Vienna
Ia mengendarai Brompton ekspo model 2016 yang diperkirakan seharga Rp30 juta, menyatu dengan semangat komunitas yang hadir dari berbagai daerah.
“Ini bukan sekadar olahraga. Mereka datang ke Makassar, menginap di hotel, mencicipi kuliner lokal, belanja produk UMKM. Inilah bentuk sport tourism yang nyata,” ujar Appi kepada wartawan setibanya di Monumen Mandala pada Minggu (15/6/2025) sekitar pukul 08.30 Wita, didampingi oleh Sekda Makassar Andi Zulkifli Nanda dan Plt Kadispora Makassar Muhammad Yasir.
Menurutnya, event seperti BDO ini membawa dampak besar, termasuk pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
Baca Juga : Teguhkan Persahabatan Global, Wali Kota Munafri Serahkan Cenderamata Ikonik ke Wali Kota Vienna
“Bayangkan, kalau satu peserta menghabiskan Rp2 juta per hari dan ada seribu peserta, sudah Rp2 miliar per hari. Efeknya nyata bagi kota,” ujarnya.
Appi juga menyinggung pentingnya penataan kota, dari pasar tradisional hingga trotoar dan ruang terbuka hijau. Ia melihat langsung kondisi pasar kaget di sepanjang rute dan berkomitmen membenahi—bukan melarang—agar aktivitas ekonomi tetap hidup tanpa mengganggu ketertiban umum.
Sementara itu, Ketua Panitia BDO 10 yang juga Sekda Makassar Andi Zulkifli Nanda, menjelaskan bahwa pra-event ini disiapkan untuk menyosialisasikan gelaran utama yang akan berlangsung pada 4-6 Juli 2025.
Baca Juga : World Cities Summit Mayors Forum 2025, Wali Kota Munafri Kunjungi Lokasi Ikonik di Vienna
“Hari ini saja peserta dari luar daerah (yang mendaftar) ada 400 sampai 500 orang. Bahkan ada yang dari Kuala Lumpur dan Singapura. Ini jadi momen memperkenalkan wajah kota kita ke mancanegara,” tuturnya.
Zulkifli menyebutkan bahwa puncak acara BDO 10 akan dihelat di Benteng Rotterdam, menampilkan touring sejauh 43 KM dari Makassar ke Bantimurung, festival kuliner, pasar sepeda, hingga gala dinner komunitas.
Tak hanya itu, lomba kostum unik, tantangan melipat sepeda, hingga doorprize Brompton akan memeriahkan acara pamungkas di hari ketiga.
Baca Juga : Makassar Bikin Bangga! Munafri Bakal Tampil di Forum Kota Terbesar Dunia di Austria
“BDO bukan sekadar event komunitas. Ini adalah pesta urban yang memadukan gaya hidup sehat, promosi budaya lokal, dan penggerak ekonomi kreatif. Dan Makassar siap menjadi pusatnya,” tutup Zulkifli.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar