SULSELSATU.com, SOLO – Kongres pertama Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Graha Saba Buana, Surakarta, Sabtu (19/7/2025), menjadi panggung refleksi dan transformasi. Tak hanya menetapkan Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum baru untuk periode 2025–2030, kongres ini juga menjadi ajang mengenang kembali cerita lahirnya PSI dari akar idealisme, bukan kekuasaan.
Dalam pidato pembukaan, Ketua Dewan Pendiri PSI, Jeffrie Geovanie, mengajak ribuan kader yang hadir untuk menoleh ke belakang—ke masa awal berdirinya PSI yang dibentuk oleh sekelompok profesional muda pasca-Pilpres 2014.
Nama-nama seperti Raja Juli Antoni, Isyana Bagoes Oka, dan Krisnadi disebut sebagai figur-figur yang awalnya justru skeptis terhadap politik.
Baca Juga : Kaesang Puji Kekompakan PSI Sulsel dalam Konsolidasi Jelang Rakernas
“PSI bukan lahir dari orang besar atau uang besar. PSI lahir dari mimpi besar,” tegas Jeffrie.
Ia juga membagikan anekdot saat para pendiri sempat ingin meminta Presiden Jokowi memilihkan nama dan logo partai, yang ia tolak dengan tegas demi menjaga kemandirian partai sejak dini.
Kini, sepuluh tahun kemudian, PSI tampil dengan wajah baru. Kongres kali ini turut memperkenalkan logo baru bergambar siluet gajah dengan belalai terangkat—melambangkan kekuatan, keteguhan, dan kebijaksanaan. Simbol ini menggantikan logo lama berupa tangan menggenggam bunga mawar merah.
Baca Juga : Pimpin Konsolidasi PSI di Luwu Utara, Muammar Gandi: Politik Harus Hadir dengan Aksi Nyata
Namun, momen paling dinanti adalah penetapan Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum baru PSI melalui Pemilu Raya internal yang berlangsung demokratis. Kaesang mengalahkan dua pesaingnya, Ronald Aristone Sinaga (Bro Ron) dan Agus Mulyono Herlambang.
Dalam pidato kemenangannya, Kaesang menekankan pentingnya soliditas dan menepis isu perpecahan. “Insyallah tidak akan ada dualisme di PSI. Kami tetap satu, kami tetap solid,” ucap putra bungsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, dari atas panggung.
Kaesang bahkan langsung mengajak dua rivalnya naik ke panggung sebagai simbol persatuan.
Baca Juga : PSI Sulsel Serahkan Mobil Ambulans untuk Warga Gowa
“Izinkan saya mengundang dua calon ketua umum ke atas panggung untuk menunjukkan bahwa PSI tidak terpecah belah,” ujarnya disambut riuh kader.
Kaesang juga mengungkapkan harapannya agar Bro Ron dan Agus turut bergabung dalam kepengurusan DPP PSI ke depan. Ia menegaskan bahwa kepemimpinan di PSI bukan soal menang sendiri, tapi kolaborasi dan keterlibatan seluruh elemen partai.
Tak lupa, Kaesang menyampaikan permintaan maaf karena gagal membawa PSI lolos ke DPR dalam Pemilu 2024. Namun ia berjanji akan menebusnya di 2029.
Baca Juga : PSI Sulsel Gelar Jumat Berkah, Muammar Gandi Turun Langsung ke Warga Bantaran Sungai Tallo
“Kita punya waktu empat tahun. Di 2029, PSI akan jadi partai yang diperhitungkan,” tegasnya penuh optimisme.
Kongres ini menandai babak baru bagi PSI. Dari partai yang lahir dari diskusi kecil para idealis muda, kini PSI memasuki fase pematangan di bawah kepemimpinan generasi baru—yang bertekad menjaga semangat awalnya: keterbukaan, persatuan, dan politik yang berpihak pada masa depan.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News







Komentar