Logo Sulselsatu

Diskusi Mahasiswa di Warkop Aspirasi: Reformasi Belum Tuntas, Oligarki Menguat

Muh Jahir Majid
Muh Jahir Majid

Sabtu, 24 Mei 2025 13:21

istimewa
istimewa

SULSELSATU.com, MAKASSAR – Perkumpulan Mahasiswa Makassar menggelar diskusi publik bertajuk “Brainstorming Reformasi Gelap: Refleksi Gerakan 98” di Warkop Aspirasi, Jalan A. P. Pettarani, Jumat malam, (23/05/2025).

Kegiatan ini mengupas tuntas sejarah dan kelanjutan agenda reformasi 1998 yang dinilai belum tuntas hingga hari ini.

Diskusi menghadirkan empat alumni kampus ternama hadir sebagai narasumber dari berbagai kampus di Makassar, antara lain; Alto Makmur dari UNM, Syawaluddin Arif dan Syamsir dari Unhas, Abdul Wahab Tahir dari Universitas 45, Mustakbir Sabri dari UIN, serta Agus Baldin dari UMI.

Turut hadir pula panelis Muhammad Hamdi Ibrahim dan aktivis senior Mulawarman. Acara ini menarik perhatian ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar Kota Makassar.

Ketua panitia, Syarif, menegaskan pentingnya diskusi ini sebagai upaya generasi muda memahami mengapa perjuangan tahun 1998 hanya menghasilkan reformasi, bukan revolusi. “Yang kami inginkan adalah revolusi. Reformasi hanya setengah jalan dan meninggalkan beban sejarah yang harus kami lanjutkan,”tegasnya.

Syawaluddin Arif menyoroti melemahnya budaya diskusi di kalangan mahasiswa saat ini. Ia menyebut hilangnya ruang-ruang dialektika sebagai penyebab utama stagnasi gerakan.

Istilah dan gagasan “revolusi” tidak pernah menjadi fokus utama mahasiswa saat itu; mereka lebih banyak bergerak secara spontan dan aksi di jalan tanpa perencanaan strategis seperti revolusi. Reformasi muncul sebagai jalan tengah karena kekhawatiran terhadap dampak revolusi yang bisa menimbulkan kekacauan besar.

“Dulu kita punya forum diskusi intensif. Hari ini mahasiswa terlalu sibuk dengan gawai, bukan gagasan,”sindirnya.

Sementara itu, Abdul Wahab Tahir memaparkan bahwa istilah “reformasi” bukan berasal dari mahasiswa, melainkan dipaksakan oleh elite politik pasca kejatuhan Orde Baru.

“Kami tidak pernah teriak ‘reformasi’. Yang kami suarakan adalah revolusi. Kata ‘reformasi’ disusupkan karena elite takut pada revolusi rakyat,” ungkapnya.

Alto Makmur menjelaskan fragmentasi kelompok mahasiswa juga memengaruhi hal ini. Ada kelompok moderat, kelompok Islam modernis, dan kelompok kiri yang radikal. Karena kekhawatiran militer dan kekuatan politik lain, revolusi yang radikal tidak mungkin terjadi secara luas.

Para pemimpin reformasi lebih memilih agenda yang realistis dan dapat diterima oleh kekuatan politik yang ada, sehingga istilah reformasi lebih banyak digunakan ketimbang revolusi.

“Kelompok Islam menjadi motor utama, namun fragmentasi pasca 98 membuat agenda perjuangan tercerai-berai,” ujarnya.

Para narasumber sepakat bahwa sebagian besar agenda reformasi, seperti pemberantasan KKN dan supremasi sipil, belum tercapai. Bahkan, menurut mereka, dominasi oligarki justru semakin menguat.

Agus Baldin mengingatkan pentingnya menengok kembali sejarah kelompok-kelompok diskusi pra-98 yang dulu lantang menuntut pencabutan undang-undang represif. “Kami tidak ingin generasi mahasiswa hari ini hanya menjadi ‘generasi TikTok’. Mahasiswa harus kembali menjadi lokomotif perubahan,” katanya dengan nada prihatin.

Sementara itu, dua panelis utama yang hadir, Muhammad Hamdi Ibrahim dan Mulawarman, memperkuat pandangan bahwa reformasi belum mencapai tujuannya.

Hamdi menekankan perlunya agenda baru yang lebih radikal untuk membongkar akar masalah. Sementara Mulawarman menyerukan konsolidasi gerakan mahasiswa agar tidak lagi mudah dibelokkan oleh kompromi elite.

Diskusi ditutup dengan seruan agar mahasiswa hari ini tidak sekadar menjadi penonton sejarah, tetapi kembali aktif menghidupkan ruang-ruang diskusi, konsolidasi, dan perlawanan intelektual.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

Berita Utama23 Juni 2025 22:27
VIDEO: Momen Bahagia Anies Baswedan Jemput Cucu Pertama Tanpa Sopir
SULSELSATU.com – Momen Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjemput cucu pertamanya, Senin (23/6/2025). Anies Baswedan membagikan kebahagiaan i...
Sulsel23 Juni 2025 21:00
Gol Perdana Wali Kota Warnai Pembukaan Turnamen Mini Soccer Bhayangkara di Parepare
SULSELSATU.com, PAREPARE – Turnamen sepak bola Mini Soccer dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-79 di Kota Parepare resmi dibuka dengan...
Video23 Juni 2025 20:34
VIDEO: Viral! Emak-Emak di Gorontalo Lempar Uang ke Lantai Usai Ribut dengan Driver Maxim
SULSELSATU.com – Aksi seorang wanita yang melemparkan uang pembayaran ke lantai saat menggunakan jasa ojek online. Video tersebut viral di media sos...
News23 Juni 2025 20:20
Asmo Sulsel Dukung Polres Gowa Gelar Teguran Simpatik, Berikan 10 Helm Gratis untuk Pengendara
Astra Motor (Asmo) Sulsel kembali mempertegas komitmennya dalam mengkampanyekan keselamatan berkendara dengan mendukung kegiatan teguran simpatik yang...