MAKASSAR – Pemerintah telah menetapkan moratorium untuk pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB). Aturan ini jelas berlaku di seluruh wilayah NKRI.
Namun di tengah moratorium, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah ngotot membentuk sebuah daerah baru di Sulsel bernama, Luwu Tengah.
Wacana itu mungkin bukan sekadar isapan jempol belaka. Hal ini dia disampaikan di mana-mana, bukan cuma saat berkunjug di Luwu Raya pada Kamis, 21 November 2019 lalu.
Baca Juga : Di Tengah Moratorium, NA dan Syarif Hasan Asyik Bahas Pemekaran Luteng
NA-Basmin Mattayang Sepakat Ajukan Diskresi ke Jokowi Soal Pemekaran Luwu Tengah
Obrolan soal wacana pemekaran Luwu Tengah berlanjut saat Nurdin menerima kunjungan Wakil Ketua MPR RI Syarif Hasan Cs, di Baruga Lounge Kantor Gubernur Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Selasa, 17 Desember 2019.
“Saya bilang, Luwu Tengah harus kita mekarkan,” kata Nurdin.
Nurdin mengklaim ada banyak dampak positif jika Luwu Tengah mekar, salah satunya adalah kemudahan pelayanan masyarakat.
moratorium-na-dan-syarif-hasan-asyik-bahas-pemekaran-luteng.html" aria-label="“Di Tengah Moratorium, NA dan Syarif Hasan Asyik Bahas Pemekaran Luteng” (Edit)">Di Tengah Moratorium, NA dan Syarif Hasan Asyik Bahas Pemekaran Luteng
Mantan bupati Kabupaten Bantaeng ini sebenarnya sadar bahwa niatnya bakal terjegal moratorium.
Namun gubernur yang menyandang gelar profesor ini mengaku bahwa itu adalah diskresi (kebebasan mengambil keputusan sendiri).
“Makanya dicoba mencari celah, di mana bisa masuk karena sekarang ini masih moratorium. Tapi itu diskresi,” kata Nurdin.
Tanah Luwu atau Luwu Raya dikenal sebagai Bumi Sawerigading. Daerah ini merupakan bekas Kerajaan Luwu yang memiliki luas kurang lebih 17.791 km².
Luwu Raya adalah tanah subur penghasil cokelat, kopi, cengkih, udang, rumput laut hingga biji nikel.
Saking luasnya Luwu Raya membuat daerah ini dipecah menjadi empat, Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur dan Kota Palopo.
Wacana pembentukan daerah Luwu Tengah sudah lama ‘menggelora’, bukan cuma di eranya Nurdin Abdullah memerintah. Tetapi jauh sebelum itu, bahkan masa gubernur sebelumnya Syahrul Yasin Limpo.
Di Indonesia, ada banyak daerah yang ingin mekar karena memiliki luas dan sumber daya alam yang potensial untuk dikelola sendiri, plus iming-iming politik.
Khusus di Sulsel, selain Luwu Tengah, ada juga Bone Selatan yang wacananya sudah ‘berkarat’, bahkan nyaris dilupakan.
Pemekaran Bone Selatan jadi impian masyarakat yang bermukim di daerah paling selatan Kabupaten Bone, khususnya Kecamatan Bontocani yang daerahnya memang sungguh ironis.
Namun sayang seribu sayang, selain terbentur aturan moratorium DOB, wacana pembentukan Bone Selatan timbul-tenggelam, hanya nyaring terdengar ketika momentum pemilihan kepala daerah atau pemilihan anggota dewan digelar.
Penulis: Hendra Wijaya
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar