SULSELSATU.com,Jeneponto – Sejumlah video beredar luas di sosial media (Sosmed) Facebook aksi Pembokaran rumah oleh puluhan massa yang diduga imbas pasca Pilkades Punagaya, Kecamatan Bangkala tepatnya Kampung Kawaka.
Dalam video yang beredar, pembongkaran rumah tersebut di picu lantaran pemilik lahan marah karena tidak memilih calonya di Pilkades Punagaya.
Menanggapi video yang beredar, anggota DPRD Provinsi Sulsel dari Fraksi Demokrat, Mulyadi Mustamu ikut angkat bicara.
“Yang saya dengar disana itu, kayaknya bukan dibongkar yah tapi dirusak. Saya lihat di video itu, di medsos, di rusak kasihan,” Kata Mulyadi Mustamu, Selasa malam (16/11/2021) kepada awak media.
Karaeng Tinggi kata Sapaanya itu mengaku prihatin atas demokrasi yang terjadi di Jeneponto.
“Demokrasi kan, orang bebas memilih tapi kalau diintimidasi bukan demokrasi lagi namanya,” pungkasnya.
Mantan wakil Bupati Jeneponto yang kampung halamanya berada di Desa Punagaya, mengaku siap membantu masyarakat yang rumahnya Dibongkar imbas Pilkades.
“Saya siap menampung mereka. Disekitar situ (Kawaka) ada beberapa saya punya lahan, kesana aja semua nanti kita bantu dan tempatnya gratis,” ujarnya.
Untuk luas lahan yang disediakan kata Mulyadi dapat menampung puluhan rumah panggung.
“Biar beberapa puluh rumah bisa,” bebernya.
Bahkan kata Mulyadi, sudah memberi tahu masyarakat yang rumahnya Dibongkar imbas Pilkades melalui kepala dusun agar korban pindah ke lokasinya.
“Saya sudah sampaikan kepala dusun, pindah saja ke tempat saya dan dekat disitu,” ungkapnya.
Mulyadi juga meminta kepada masyarakat agar tidak memikirkan biaya pembangunan rumahnya nanti di lokasi yang baru.
“Untuk biaya, insha Allah kita bantu juga tapi saya sudah sampaikan bahwa kita bergotong royong sama-sama untuk membangun sama-sama,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Sebanyak 8 unit rumah warga di Dusun Kawaka Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Jeneponto, diminta untuk dibongkar, Selasa (16/11/2021).
Rumah tersebut dibongkar atas persetujuan pemilik rumah dan perintah pemilik lahan yang marah akibat diduga tidak memilih Calon Kades nomor urut 2, Andi Mustamu Arfa.
Kapolres Jeneponto, AKBP Yudha Kesit Dwijayanto yang dihubungi sulselsatu.com membenarkan adanya sejumlah rumah di Desa Pungaya dibongkar efek Pilkades.
“Rumah yang dibongkar ada 8 unit karena terbukti tidak melakukan pencoblosan pada calon Kepala Desa nomor urut 2 dan mereka sudah membuat pernyataan,”kata Yudha.
Yudha menjelaskan, sejumlah masyarakat yang ada di Dusun Kawaka sebelumnya pernah membuat surat pernyataan kepada pemilik Lahan (Aldin) untuk mencoblos nomor urut 2.
Sementara terkait video yang viral di sosial media aksi penrusakan rumah, Yudha menilai itu bukan penrusakan melainkan rumah tersebut dibongkar atas persetujuan pemilik rumah.
“Jadi bahasanya bukan penrusakan, cuma karena kekecewanya yang punya tanah lantaran sudah diberi tanah untuk mendirikan rumah tetapi mereka tidak mencoblos calon nomor 2,”katanya.
Atas kejadian tersebut, sejumlah Personel Brimob Polda Sulsel, Polres Jeneponto dan Polsek Bangkala mendatangi lokasi untuk mencegah terjadi gesekan.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar