SULSELSATU.com, Jeneponto – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan mengeluarkan hasil survei yang menempatkan daerah Jeneponto kategori Miskin dengan persentase 14,28 persen.
Menanggapi Hal tersebut, Bupati Jeneponto Iksan Iskandar nampak kurang respect daerahnya disebut daerah Miskin di Sulawesi Selatan.
Iksan menganggap bahwa data yang dikeluarkan oleh pihak BPS sangat keliru.
Dimana BPS hanya melakukan sampling data tunggal. Yang sumber indikator adalah penerima bantuan sosial.
“Tanya statistik. Karena kan yang dijadikan sampel atau data adalah penerima bantuan,” ujar Iksan kepada wartawan, Senin (20/06/2022).
Tak hanya itu, BPS sejauh ini hanya dianggap melakukan pola sinkronisasi dengan data desa. Padahal data desa saja terkadang kurang valid.
“Yang menerima bantuan di desa adalah datanya dari desa. Anda tidak tahu bagaimana tidak akuratnya itu data karena data-data itu meskipun orangnya tidak layak miskin dikasi masuki orang layak diberi bantuan,”pungkasnya.
Bahkan Iksan mengaku bingung, indikator apa yang digunakan BPS sehingga menyebut Jeneponto menjadi daerah termiskin.
“Indikator apa napake?. Kan dia hitung cuman itu. Berapa banyak penerima bantuan. Itu dia yang jadi indikatornya. Sehingga saya juga tidak terlalu ini itu data,”tambahnya.
Ia pun menuding jika BPS selama ini hanya melakukan proses penelitian 5 tahun sekali.
“Hasil penelitiannya, metode penelitian kan hanya sekali dalam melakukan penelitian. Jadi anda sendiri yang tafsirkan bagaimana. Kan metode sumplingnya kan tidak bagus. Yang kedua jarak penelitiannya itu kan 5 tahun sekali,”kata Iksan.
Bahkan Iksan menganggap data yang dikeluarkan oleh BPS sejauh ini tidak relevan. Bahkan menjadi bahan pertanyaan ke BPS.
“Jadi kan bukan pemerintah daerah yang mengeluarkan ini data. BPS sendiri. Jadi tanyakan ke BPS. Saya juga akan tanyakan kenapa bisa,”imbuh Iksan.
Yang perlu diketahui kata Iksan, warga Kabupaten Jeneponto malah lebih banyak yang menggunakan kendaraan roda maupun roda Empat.
“Kita bandingkan coba kendaraan terbanyak di daerah Selatan itu yang terbanyak itu ada di Jeneponto. Motor, mobil daftar tunggu haji cukup lama yakni 79 tahun. Kalau indikator itu kita pakai tidak mungkin kita termiskin,”pungkasnya.
Diketahui, berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel per Maret 2022, lima daerah paling miskin di Sulsel adalah Kabupaten Jeneponto dengan persentase 14,28 persen, Pangkep 14,28 persen.
Lalu disusul Luwu Utara dengan persentase 13,59 persen, kemudian Luwu 12,52 persen, dan selanjutnya Enrekang 12,47 persen.
Sementara Hasil penelusuran sulselsatu.com di situs BPS Sulsel tahun 2021, mencatat Kabupaten Jeneponto berada diurutan ke-4 pada Persentase Penduduk Miskin (P0) Menurut Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan (Persen) (Persen), 2019-2021 dengan presentase 14,28 persen.
Urutan pertama yakni, Kabupaten Selayar dengan presentase 12,45 persen kedua Bulukumba dengan nilai persentase 7,43 persen dan Bantaeng 9,41 persen.
Penulis Dedi
Komentar