Logo Sulselsatu

Head of Communications PT Vale Sebut Nikel Solusi Transisi Energi, Penting Dikelola Berkelanjutan

Sri Wahyu Diastuti
Sri Wahyu Diastuti

Senin, 04 Maret 2024 09:44

Head of Communications PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) Suparam Bayu Aji bersama anggota PERHAPI dalam acara Mining for Journalist di Jakarta. Foto: Istimewa
Head of Communications PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) Suparam Bayu Aji bersama anggota PERHAPI dalam acara Mining for Journalist di Jakarta. Foto: Istimewa

SULSELSATU.com, JAKARTA – Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) menggelar Mining for Journalist di kawasan Ampera Raya, Jakarta Selatan pada Kamis (29/2/2024).

Mengambil tema “Pertambangan dan Hilirisasinya dalam Mendukung Lingkungan Yang Berkelanjutan”, PT Vale Indonesia menegaskan pentingnya praktik penambangan berkelanjutan di industri nikel.

Hadir sebagai pembicara yakni Head of Communications PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) Suparam Bayu Aji, Direktur PT Arutmin Indonesia yang juga Wakil Ketua Umum PERHAPI Sudirman Widhy Hartono, Direktur HSE Harita Nikel Tony H Gultom.

Baca Juga : Unjuk Rasa AMARA Pong Salamba, PT Vale: Beroperasi di Area Konsesi yang Sah Secara Hukum

Selain itu, hadir Ketua Dewan Pakar PERHAPI Prof. Irwandy Arif, serta perwakilan dari Ditjen Minerba Kementerian ESDM, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Bayu Aji dalam paparannya mengatakan, nikel adalah bagian solusi transisi energi, sehingga pengolahan nikel diharapkan dilakukan secara berkelanjutan.

Pertambangan sangat dibutuhkan. Tetapi kami juga percaya bahwa tidak akan ada pertambangan kalau kita tidak memikirkan masa depan, tidak memikirkan keberlanjutannya. Pengolahan nikel diharapkan dilakukan secara berkelanjutan, mulai dari proses penambangan di tambang hingga ujungnya di baterai sampai (dibuat untuk) mobil listrik,” kata Bayu.

Baca Juga : Hadapi Ketidakpastian, PT Vale Catat Hasil Positif Triwulan Pertama 2025

Dalam pengolahan nikel secara berkelanjutan di Indonesia yang merupakan jenis Laterite, beberapa tantangan utama, di antaranya yakni pengelolaan air limpasan dan menjaga keanekaragaman hayati.

Terkait pengelolaan air limpasan kata Bayu Aji, PT Vale Indonesia melakukan pengendalian efluen dan sedimentasi terintegrasi.

Saat ini PT Vale memiliki lebih dari 120 sediment pond dan juga memiliki fasilitas Lamella Gravity Settler Wastewater Treatment yang terintegrasi dengan fasilitas pengendalian sedimen secara berjenjang dengan total kapasitas lebih dari 15 juta meter kubik.

Baca Juga : Opini: Deforestasi, Degradasi Tanah, Dan Krisis Iklim: Salah Industri Saja atau Petani juga Punya Andil?

“Kami punya taman Kehati yang di dalamnya ada fasilitas pembibitan, arboretum, penangkaran rusa, dan taman konservasi kupu-kupu. Itu adalah bagian dari konservasi. Selain itu, setelah pembibitan, kami juga menanam. Kami banyak sekali penanaman, sudah ada sekitar 16 juta pohon yang kami tanam,” ungkap Bayu Aji.

Bayu Aji menuturkan, untuk menerapkan praktik pertambangan yang berkesinambungan dengan memperhatikan aspek sebelum dan setelah penambangan, PT Vale Indonesia sendiri membagi alokasi anggaran untuk tiga bagian.

Rinciannya, 22 persen untuk konservasi pra penambangan, sekitar 53 persen untuk proses penambangan, dan sekitar 25 persen untuk rehabilitasi pascatambang.

Baca Juga : Indonesia AI Day for Mining Industry, Langkah Indosat Dorong Transformasi Sektor Pertambangan

Terkait tantangan pengelolaan energi, PT Vale Indonesia memiliki peta jalan menuju emisi Net Zero di 2050. Menargetkan 33 persen pengurangan emisi absolut di 2030, PT Vale melakukan upaya mereduksi emisi gas rumah kaca dengan jalur inovasi teknologi dan jalur keanekaragaman hayati.

Komitmen PT Vale terhadap pertambangan keberlanjutan juga terlihat di aspek sosial, yaitu mengutamakan keselamatan karyawan dan kontraktor. “Kami membangun program agar para leaders turun ke lapangan, supaya mereka melihat langsung kemungkinan adanya potensi-potensi risiko,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Health, Safety, and Environment PT Trimegah Bangun Persada Tbk (Harita Nickel) Tonny Gultom juga menilai bahwa pemanfaatan energi terbarukan menjadi pertimbangan di industri tambang ke depan.

Baca Juga : Cerita Petani Merica dari Loeha Raya, Membangun Harapan Ruang Hidup dan Masa Depan yang Inklusif

Untuk itu, Harita Nickel akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap dengan kapasitas sebesar 40 Megawatt Peak (MWp) di 2024 ini sebagai upaya untuk mendukung penurunan emisi karbon di 2060.

Kemudian, Direktur PT Arutmin Indonesia yang juga Wakil Ketua Umum PERHAPI Sudirman Widhy Hartono membeberkan potensi batu bara Indonesia. Sumber daya batu bara Indonesia masih 98,5 miliar ton.

Sedangkan, cadangan batu bara Indonesia sebanyak 33,8 miliar ton. Kata Widhy, berdasarkan data itu, potensi batubara, Indonesia tercatat nomor tiga di dunia.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

Video03 Mei 2025 17:11
VIDEO: Viral Juru Parkir Minta Rp50 Ribu, Perumda Parkir Makassar Beri Teguran
SULSELSATU.com –Seorang pengendara mobil wanita terlibat cekcok dengan juru parkir di Jalan Somba Opu, Makassar, Jumat (2/5/2025). Insiden terja...
Berita Utama03 Mei 2025 12:08
Anggota Komisi III DPR RI, Rudianto Lallo Desak Polres Jeneponto Tuntaskan Kasus Dugaan Penimbunan BBM
SULSELSATU.com, JENEPONTO – Anggota Komisi III DPR RI, Rudianto Lallo, mendorong pihak Kepolisian Resor (Polres) Jeneponto untuk mengusut tuntas kas...
Sulsel03 Mei 2025 11:18
Wali Kota Parepare Tasming Hamid Buka Pekan Kebudayaan, Komitmen Pemkot Jaga Warisan Budaya
SULSELSATU.com, PAREPARE – Wali Kota Parepare, Tasming Hamid, secara resmi membuka Pekan Kebudayaan Daerah Kota Parepare sekaligus melepas peser...
Sulsel03 Mei 2025 08:54
Wali Kota Parepare Siap Launching Inovasi Layanan Aduan Masyarakat Berbasis Online
SULSELSATU.com, PAREPARE – Pemerintah Kota Parepare terus berinovasi dalam meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat. Salah satu gebrakan ...