SULSELSATU.com – Hingga September 2024 proyek PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) Indonesia Growth Project (IGP) Morowali dalam fase konstruksi menunjukkan kemajuan signifikan di kuartal ketiga. Laporan terbaru, progres pembangunan keseluruhan mencapai 53 persen.
Industri pertambangan memiliki andil besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Kehadirannya mampu membuka lapangan kerja dan lapangan usaha sehingga mampu menyerap tenaga kerja.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Morowali 2024, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Morowali mencapai 7,5 persen, jauh di atas rata-rata nasional. Kontribusi sektor pertambangan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai 65 persen.
Baca Juga : Transformasi Komunitas Dorong Keberlanjutan: PT Vale Indonesia Raih Subroto Award 2024
Besarnya kontribusi sektor pertambangan tersebut memacu semangat manajemen PT Vale IGP Morowali untuk memaksimalkan target konstruksi yang akan mendukung aktivitas operasional nantinya.
Proyek ini mencakup pembangunan infrastruktur vital seperti pelabuhan, tambang, dan fasilitas perkantoran yang tidak hanya mendukung produktivitas, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan serta pemberdayaan masyarakat.
Progres pembangunan ini menyerap capital expenditure (Capex) PT Vale mencapai 174 juta USD atau setara dengan Rp2,66 triliun dari total investasi sebesar 399 juta USD.
Baca Juga : Patuhi Regulasi SFR, PT Vale IGP Pomalaa Terapkan Sistem Pengadaan Terpadu
Hal ini menegaskan komitmen kuat PT Vale terhadap pengembangan ekonomi berkelanjutan dan kontribusi nyata di Kabupaten Morowali.
Head of Bahodopi Project Wafir mengatakan, proyek IGP Morowali menunjukkan kemajuan besar dalam berbagai aspek infrastruktur.
Hingga saat ini, IGP Morowali telah menyelesaikan perbaikan tanah menggunakan metode Stone Column di area pelabuhan dan jembatan penyeberangan (overpass).
Baca Juga : Tertib Frekuensi, PT Vale IGP Pomalaa Raih Penghargaan Loka Monitor SFR Kendari
Metode Stone Column, berfungsi mencegah likuefaksi dengan mengisi kolom di bawah tanah menggunakan kerikil atau batu pecah, untuk memastikan keberlanjutan proyek, serta memastikan keamanan operasional di masa mendatang.
“Di area pelabuhan, sebanyak 277 tiang pancang di area lepas pantai (offshore) juga telah terpasang. Pembangunan Terminal Khusus (Tersus) di area onshore mencapai 42 persen dan offshore 53 persen. Selain itu, perbaikan jalan utama di area tambang seperti Mine Hauling Road (MHR) 112, MHR 120, dan Workshop Office Compound (WOC) tengah dilakukan untuk memastikan kelancaran operasional yang vital,” ujarnya.
Wafir menjelaskan, perkembangan juga terlihat pada pembangunan Bulk Sampling Test (BST) dan infrastruktur tambang lainnya termasuk Mobile Rush Assay Lab (MRAL), Rompile BST, dan BST office.
Baca Juga : Kepemimpinan CEO PT Vale Febriany Eddy Kembali Diakui, Masuk Daftar 100 Perempuan Paling Berpengaruh di Asia
Unit operasional MRAL nantinya akan berfungsi dalam pengelolaan prosedur sampling dan pengujian volume sampel grade control, untuk ore yang akan ditambang.
“Sebagai bagian dari komitmen untuk memberdayakan ekonomi lokal, perseroan melibatkan kontraktor lokal secara aktif dalam proyek ini, khususnya pada pemeliharaan akses dan pengelolaan stockpile quarry,” katanya.
Wafir menuturkan, dalam pencapaian target pembangunan konstruksi perseroan senantiasa menekankan pentingnya keamanan dan keselamatan kerja dalam setiap tahap konstruksi.
Baca Juga : Komitmen Hidup Berdampingan dengan Masyarakat, PT Vale Lakukan Program Pemberdayaan
“Kami tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga fondasi masa depan yang aman dan berkelanjutan. Setiap pencapaian adalah bukti dedikasi kami untuk menjaga keselamatan tim dan masyarakat. Kami percaya bahwa dengan kerja keras dan kolaborasi, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk generasi mendatang,” tuturnya.
Sebagai wujud komitmen terhadap keberlanjutan, PT Vale IGP Morowali juga sedang membangun fasilitas pusat persemaian (Nursery) yang ditargetkan selesai pada kuartal pertama 2025.
Fasilitas ini diproyeksi akan memproduksi hingga 700 ribu bibit untuk reklamasi lahan pascatambang dan pelestarian lingkungan.
Hingga semester pertama 2024, proses pematangan lahan untuk pembangunan nursery telah selesai.
Pemantauan rutin terhadap dampak lingkungan juga terus dilakukan. Kegiatan ini meliputi pengambilan sampel air di sungai, laut, dan limbah hingga pemantauan udara di seluruh area operasi termasuk area yang bersinggungan dengan masyarakat untuk memastikan bahwa kegiatan operasional tidak berdampak buruk bagi lingkungan sekitar.
“Kami menggunakan teknologi mutakhir untuk memantau kualitas udara agar tetap bersih serta sehat. Selain itu, kegiatan penanaman mangrove, donasi bibit, dan edukasi pengelolaan sampah kepada masyarakat dan sekolah terus kami lakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan komunitas,” jelas Wafir.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar