SULSELSATU.com, MAKASSAR – Dewan Pendidikan Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar kegiatan Refleksi Akhir Tahun bertajuk “Potret Pendidikan Sulawesi Selatan” pada Senin (30/12/2024), di Kafe Sija, Jalan Mapala, Makassar.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh pendidikan, termasuk Sekretaris Dewan Pendidikan Sulsel Prof Hasnawi Haris, Irman Yasin Limpo, Kadir Halid, Prof Mashur Razak, Prof Nurdin Noni, Arman Arsyad, Nurfadjeri FL, Moh Natsir Djalal, Mulyono Cacok, Muh. Amin Thalib, dan Muhammad Akbar.
Ketua Dewan Pendidikan Sulsel, Prof Aris Munandar, dalam pemaparannya menyatakan bahwa mutu dan pemerataan pendidikan di Sulawesi Selatan masih jauh dari optimal.
Baca Juga : Ketua PGRI Sulsel Prof Hasnawi Siap Perkuat Perlindungan Guru di Periode Kedua
“Dilihat dari indikator seperti IPM, literasi, numerasi, dan akreditasi sekolah, capaian pendidikan di Sulsel belum optimal. Begitu juga dengan pemerataan pendidikan, terutama terkait Angka Partisipasi Kasar (APK) dan penanganan anak tidak sekolah,” ujar Prof Aris.
Berdasarkan indikator seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM), literasi, numerasi, akreditasi sekolah, dan angka pengangguran lulusan SMK serta diploma, masih diperlukan upaya peningkatan yang signifikan.
Hal yang sama juga terjadi pada pemerataan pendidikan, terutama terkait Angka Partisipasi Kasar (APK) di tingkat pendidikan dasar hingga tinggi, serta penanganan anak tidak sekolah.
Baca Juga : Ini Masukan Dewan Pendidikan untuk Perbaikan Pendidikan di Sulsel
Selain itu, Dewan Pendidikan Sulsel menyoroti berbagai isu yang kerap berulang dalam dunia pendidikan, seperti lemahnya sistem pembelajaran, ketimpangan akses pendidikan, dan rendahnya dukungan bagi siswa dari keluarga kurang mampu.
Persoalan-persoalan ini, menurut Prof Aris, harus segera diatasi melalui kerja sama semua pihak terkait agar kejadian serupa tidak terus berulang dan menghambat kemajuan pendidikan di Sulsel.
Sebagai solusi, Dewan Pendidikan Sulsel merekomendasikan agar pemerintah, khususnya pemimpin baru di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, menjadikan pendidikan sebagai program prioritas.
Fokus utama harus diberikan pada peningkatan kualitas pembelajaran literasi dan numerasi, perbaikan akreditasi sekolah, serta penanganan masalah anak tidak sekolah.
Selain itu, pemerintah diharapkan lebih banyak mengalokasikan beasiswa bagi masyarakat kurang mampu, terutama untuk siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Dalam upaya meningkatkan keterampilan kerja lulusan, lembaga pendidikan seperti SMK dan politeknik diminta untuk memperkuat pembelajaran berbasis industri dan dunia kerja.
Program Paket A, B, dan C yang dikelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) juga diharapkan menjadi solusi efektif untuk membantu anak-anak putus sekolah agar dapat melanjutkan pendidikan mereka.
Dewan Pendidikan Sulsel juga menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Kolaborasi ini dinilai sangat penting untuk mengatasi berbagai isu negatif yang masih melingkupi dunia pendidikan di Sulawesi Selatan.
“Dengan refleksi ini, kami berharap ada langkah nyata dari semua pihak untuk memperbaiki mutu dan pemerataan pendidikan di Sulsel. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama,” ujar Prof Aris Munandar menutup acara.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar