SULSELSATU.com, MAKASSAR – Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar mengukuhkan Prof Dr Syamsia sebagai Guru Besar dalam bidang Bioteknologi Pertanian. Upacara pengukuhan berlangsung khidmat dalam Sidang Terbuka Senat Luar Biasa di Balai Sidang Muktamar, Kampus Unismuh, Selasa (31/12/2024).
Pengangkatan Prof Syamsia sebagai Guru Besar berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) nomor 96951/M/07/2024, tertanggal 5 November 2024. SK ini ditandatangani langsung oleh Mendiktisaintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro, dan dibacakan dalam acara tersebut oleh Sekretaris Senat Unismuh, Dr Baharullah.
“Ini adalah guru besar ke-22 yang dikukuhkan di Unismuh Makassar. Walaupun secara akademik ini merupakan kegiatan rutin, proses pencapaiannya penuh perjuangan dan sangat berarti, terutama bagi para dosen yang bercita-cita menjadi guru besar,” ujar Rektor Unismuh, Dr Rakhim.
Baca Juga : Terima Kunjungan Kapolrestabes Makassar, Rektor Unismuh Siap Kolaborasi Jaga Kamtibmas
Ia menegaskan bahwa gelar guru besar tidak hanya simbol akademik, tetapi juga membawa tanggung jawab besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan, masyarakat, dan generasi muda.
“Seorang profesor harus berada di jalur yang benar sehingga pemikiran dan gagasannya menjadi rujukan yang dapat diandalkan dalam pengembangan ilmu,” tambahnya.
Acara pengukuhan ditandai dengan pengalungan selempang guru besar oleh Rektor Unismuh kepada Prof Syamsia.
Baca Juga : Unismuh Makassar dan USIM Malaysia Perkuat Sinergi Internasionalisasi untuk Daya Saing Global
Dalam pidato pengukuhannya, Prof Syamsia mengangkat tema “Pemanfaatan Sumber Daya Lokal untuk Mendukung Ketahanan Pangan Berkelanjutan”. Ia memaparkan pentingnya memanfaatkan potensi lokal untuk mengatasi tantangan global dalam ketahanan pangan.
Salah satu poin utama yang dibahas adalah pentingnya diversifikasi pangan.
“Ketergantungan kita pada beras sebagai komoditas utama bisa menjadi ancaman serius jika terjadi gangguan produksi akibat perubahan iklim, bencana alam, atau krisis global. Diversifikasi pangan adalah solusi strategis yang perlu segera diterapkan,” ujarnya.
Baca Juga : Pakar Kebijakan Publik Ingatkan Pentingnya Pengawasan Ketat Program Makan Bergizi Gratis
Sebagai solusi berbasis riset, Prof Syamsia mengusulkan pengembangan pangan alternatif dari sumber daya lokal seperti sorgum, ubi kayu, dan jagung. Ketiga komoditas ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai alternatif pangan nasional.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya penerapan konsep circular agriculture yang mengintegrasikan praktik pertanian, peternakan, dan pengelolaan limbah untuk menciptakan sistem pangan yang efisien dan berkelanjutan.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar