SULSELSATU.com, JENEPONTO – Profesi jurnalis merupakan salah satu pilar penting dalam menjaga demokrasi dan keterbukaan informasi. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan derasnya arus informasi, tugas jurnalis kini semakin kompleks, menghadirkan tantangan yang tidak ringan.
Tugas utama seorang jurnalis, meliputi mencari, mengolah, dan menyajikan informasi secara faktual, akurat, dan berimbang. Jurnalis juga berperan dalam mengedukasi publik serta menjadi kontrol sosial terhadap kebijakan pemerintah dan institusi lainnya.
Namun, tantangan yang dihadapi jurnalis saat ini semakin beragam. Salah satunya adalah penyebaran hoaks dan disinformasi yang kerap menyesatkan publik. Dalam situasi seperti ini, jurnalis dituntut untuk bekerja lebih keras dalam melakukan verifikasi fakta.
“Di era digital, kecepatan memang penting, tapi kebenaran tetap yang utama. Tantangan kami adalah menyajikan berita cepat tanpa mengorbankan akurasi,” ujar Dedi Jentak, Jurnalis sulselsatu.com, Kamis (10/04/2025).
Selain itu, jurnalis juga terkadang menghadapi tekanan politik, ekonomi, bahkan ancaman fisik saat meliput isu-isu sensitif seperti korupsi, konflik, atau pelanggaran HAM. Banyak jurnalis di berbagai daerah masih harus bekerja tanpa perlindungan hukum yang memadai.
“Kadang kami harus memilih antara keselamatan dan kebenaran. Tapi kami tetap berkomitmen menyuarakan yang benar,” tambahnya.
Di sisi lain, transformasi digital juga memaksa jurnalis untuk beradaptasi dengan platform baru. Media sosial menjadi wadah baru distribusi berita, tetapi juga menyulitkan kontrol terhadap kualitas informasi.
Meski demikian, semangat para jurnalis untuk menyampaikan informasi yang benar dan bertanggung jawab tetap menyala. Mereka terus berjuang di garis depan, menyuarakan suara rakyat, dan menjadi garda terakhir dalam menjaga integritas informasi.(*)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar