Logo Sulselsatu

Wartawan Senior Amarzan Loebis Tutup Usia

Asrul
Asrul

Senin, 02 September 2019 10:56

istimewa
istimewa

SULSELSATU.com, JAKARTA – Kabar duka datang dari wartawan senior Amarzan Loebis. Almarhum meninggal dunia Senin (2/9/2019) pukul 03.30 WIB, di usianya ke-77 tahun.

Pria bernama lengkap Amarzan Ismail Hamid itu dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam perkembangan jurnalisme Indonesia. Amarzan kerap mengisi materi kuliah sebagai pakar tamu dalam kajian sejarah jurnalisme.

Kabar duka disampaikan Pemimpin Redaksi Majalah Tempo, Arif Zulkifli.

Satu persatu legenda itu pergi. Kali ini: Amarzan Loebis. Penyair Lekra yang menghabiskan sebagian hidupnya di Pulau Buru. Ia mengenang masa pembuangan itu sebagai tamasya dgn segala gurau,” kata Arif di akun twitternya, @arifz_tempo.

Saat dihubungi, Arif mengatakan bahwa Amarzan mengidap penyakit stroke dan sempat dirawat di Rumah Sakit Siloam, Cikarang. Tokoh pers senior itu rencananya akan dimakamkan hari ini.

“Akan dimakamkan hari ini ba’da dzuhur di TPU Perwira Jl. Kali abang No. 9 Bekasi Utara,” ucap Arif, dilansir dari CNNIndonesia.

Sejumlah buku yang pernah Amarzan tulis adalah Sejarah Awal Pers dan Kebangkitan Kesadaran Keindonesiaan (1995) dan Bahasa! kumpulan tulisan dan puisi Majalah Tempo (2005).

Dalam sejumlah catatan lepas mengenai profilnya, Amarzan melanglang buana dari satu ke kampus lain di usia muda. Sejak lulus SMA, Amarzan masuk Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana, hingga Perguruan Tinggi Ilmu Djurnalistik.

Kariernya sebagai profesional ketika menjadi Redaktur Harian Rakyat pada 1965. Tak lama di sana, Amarzan mesti angkat kaki karena tempat bekerjanya dituding berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Amarzan yang juga pegiat Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), wadah seni yang digagas Partai Komunis Indonesia (PKI) juga harus diasingkan usai Sekretariat Lekra, rumah budayawan Oey Hay Djoen (Tjidurian 19, Menteng) dirampas penguasa saat itu. Para seniman dicap PKI dan diburu. Ia dipenjara selama 11 tahun.

“Ada yang ditangkap, ada yang lari,” tutur Amarzan dalam wawancara dengan CNNIndonesia.

Di Majalah Tempo, Amarzan menjadi satu dari beberapa editor senior di meja meja redaksi. Namanya kerap disejajarkan dengan jurnalis Tempo senior lain seperti Rahman Tolleng.

Editor: Awang Darmawan

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

Politik04 Oktober 2024 07:56
Retribusi Sampah Gratis Tak Realistis, Indira: Fokus Pengelolaan yang Optimal
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Jelang Pemilu Cakada di 27 November mendatang, warga Kota Makassar semakin kritis melihat janji-janji kampanye yang d...
Politik03 Oktober 2024 20:30
Respon Jubir Andalan Hati Soal Wacana KPU Hanya Gelar Debat Selama 2 Kali
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Tim Pemenangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) menanggapi keputusan Komisi Pemilihan Umum...
Politik03 Oktober 2024 20:10
Appi Tegaskan Iuran Sampah Gratis Bisa Direalisasikan
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Calon Wali Kota Makassar, Munafri ‘Appi’ Arifuddin kembali menunjukkan komitmennya menggratiskan iuran sa...
Adventorial03 Oktober 2024 19:45
Layanan Wealth Management BRI Dapatkan Pengakuan Kelas Dunia Sebagai Best Private Bank for HNWIs
SULSELSATU.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kembali mendapatkan anugerah penghargaan sebagai “Best Private Bank for HNWIs...