Logo Sulselsatu

1 Ramadan Tak Serentak Pemerintah dan Muhammadiyah, Ini Penjelasan Ahli

Asrul
Asrul

Jumat, 25 Maret 2022 13:50

ilustrasi
ilustrasi

SULSELSATU.com – Peneliti di Pusat Riset Antariksa Lapan (BRIN), Thomas Djamaluddin menjelaskan perbedaan tanggal penentuan hari pertama puasa atau hari pertama Ramadhan antara pemerintah dan Muhammadiyah.

Ia mengatakan perbedaan itu bukan karena perbedaan hisab dan rukyat, namun sebab perbedaan kriteria.

“Jadi akar masalahnya bukan karena perbedaan hisab dan rukyatnya, tetapi karena perbedaan kriteria,” kata astronom itu secara daring, seperti diberitakan CNNIndonesia.com, Jumat (25/3/2022).

Baca Juga : Swiss-Belinn Panakkukang Makassar Gelar Program Buka Puasa Bersama di Bulan Ramadan

Thomas mencontohkan sempat ada perbedaan pada hari raya Idulfitri pada 1998. Meskipun dilakukan sesama ahli rukyat dari organisasi Nahdlatul Ulama, namun antara NU Jawa Timur dan PBNU berbeda hasilnya.

Ia mengatakan saat itu NU Jawa Timur memutuskan Idulfitri jatuh pada 29 Januari 1998, sedangkan PBNU menetapkan sesuai isbat, yaitu 30 Januari 1998.

Hal tersebut, menurutnya, terjadi karena PBNU menolak kesaksian di wilayah Cakung dan Bawean.

Baca Juga : Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadan 1 Maret 2025, Idul Fitri Tanggal 31

“Yang di Jawa Timur itu mendasarkan pada asal teramati saja walaupun sebenarnya nyatanya bulan itu di bawah 2 derajat, itu ketinggiannya hanya 1 derajat lebih, sedangkan PBNU mengatakan kalau bulan itu di bawah 2 derajat, itu tidak mungkin bisa diamati, sehingga kalau ada hasil rukyat itu ditolak,” katanya.

Dia juga menceritakan Muhammadiyah dan Persis yang sama-sama menggunakan metode hisab, pada saat itu juga berbeda menentukan hari raya Idulfitri.

Oleh karena itu menurut Thomas perbedaan penetapan Idulfitri bukan disebabkan adanya pihak yang menggunakan metode hisab, sementara pihak lainnya menggunakan metode rukyat.

Baca Juga : Mengacu Kalender Islam Global, Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa 1 Maret 2025

“Sekian lama orang mengira bahwa perbedaan itu karena perbedaan metode hisab dan rukyat, tapi nyatanya itu tidak benar sesungguhnya,” katanya.

Thomas dalam keterangan resmi di situs LAPAN memprediksi penetapan 1 Ramadan 1443 H pada 2 April 2022 oleh Muhammadiyah kemungkinan akan berbeda dari pemerintah.

Dia mengatakan ketinggian hilal pada 1 April hanya sedikit d iatas 2 derajat, dengan demikian Thomas mengungkap hilal tidak mungkin terlihat pada 1 April 2022.

Baca Juga : Deretan Komoditas Yang Mengalami Kenaikan Harga Jelang Ramadan

“Wilayah Indonesia umumnya menetapkan tinggi hilal kurang dari dua derajat,” ujar Thomas seperti dikutip situs resmi Lapan.

Artinya, jelas Thomas, jika hilal tidak terlihat pada 1 April, maka jumlah hari pada bulan Sya’ban tahun ini akan digenapkan menjadi 30 hari.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadan atau tanggal 1 Ramadan 1443 Hijriah jatuh pada Sabtu, 2 April 2022.

Baca Juga : Bunda Perlu Catat! Ini Penjelasan Dokter Terkait Umur Tepat Anak Berpuasa

Penetapan itu merupakan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Warga Muhammadiyah akan melaksanakan salat Tarawih terakhir pada Minggu 1 Mei 2022, sementara Zulhijah 1443 pada Kamis, 30 Juni dan Hari Arafah atu 9 Zulhijah pada 9 Juli 2022.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

Entertainment02 Mei 2025 13:59
Didukung Penuh Astra Motor Sulsel, Honda Makassar Culinary Night 2025 Sukses Digelar
Honda Makassar Culinary Night (MCN) 2025 sukses digelar pada 25-27 April 2025 di Monumen Mandala....
Berita Utama02 Mei 2025 13:09
Kejari Jeneponto Perkuat Sinergi Lintas Sektor Awasi Aliran Kepercayaan dan Keagamaan di Masyarakat
SULSELSATU.com, JENEPONTO – Kejaksaan Negeri (Kejari) Jeneponto kembali menggelar Rapat Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaa...
News02 Mei 2025 12:12
CEO Bumi Karsa Terpilih sebagai Ketua Umum DPP AABI 2025-2030
CEO Bumi Karsa Kamaluddin terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) AABI untuk periode 2025-2030 Minggu (27/4/2025) di Hotel Four Point M...
Bisnis02 Mei 2025 11:24
Kuartal Pertama 2025, Telkom Catat Pendapatan Konsolidasi Rp36,6 Triliun
Pada kuartal I 2025, Telkom membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp36,6 triliun. EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) k...