SULSELSATU.com, MAKASSAR – PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) bersama anak perusahaannya mencatat kinerja keuangan memuaskan pada 2023. PT Vale membukukan laba sebesar AS$274,3 juta. Tumbuh 37 persen dibandingkan 2022 lalu.
“Tahun 2023 merupakan tahun yang luar biasa bagi PT Vale dalam banyak hal. Kami terus memenuhi janji kami, mencatat peningkatan produksi sebesar 18 persen dan EBITDA yang kuat sebesar AS$499,6 juta,” kata CEO dan Presiden Direktur Perseroan Febriany Eddy dalam siaran resmi yang diterima, Senin (12/2/2024).
Febriany menjelaskan, meskipun menghadapi situasi pasar yang kurang menguntungkan, kedisiplinan dalam operasional dan keuangan yang PT Vale
lakukan membuahkan hasil keuangan yang baik.
Baca Juga : Unjuk Rasa AMARA Pong Salamba, PT Vale: Beroperasi di Area Konsesi yang Sah Secara Hukum
PT Vale juga berhasil mencatat saldo kas yang tidak dibatasi penggunaannya menjadi AS$698,8 juta pada akhir 2023.
“Kami sedang berinvestasi. Saldo kas yang kuat ini akan memungkinkan kami untuk terus mencapai kemajuan yang baik dalam proyekproyek pertumbuhan kami. Hasil yang baik ini tentunya didukung oleh peningkatan kinerja keselamatan kami,” jelas Febriany.
Total Recordable Injury Frequency Rate (TRIFR) PT Vale turun dari 0,64
pada tahun lalu menjadi 0,31. PT Vale juga menerima peringkat lingkungan PROPER Hijau (melampaui ketaatan) dari Pemerintah, untuk keempat kalinya.
Baca Juga : Hadapi Ketidakpastian, PT Vale Catat Hasil Positif Triwulan Pertama 2025
Tahun 2023 juga merupakan tahun yang bersejarah bagi PT Vale. Akhir Maret, Presiden Joko Widodo mengunjungi Sorowako untuk meresmikan Taman Keanekaragaman Hayati Sawerigading Wallacea. Kunjungan Presiden terakhir dilakukan 45 tahun yang lalu.
“Dalam sambutannya, Presiden mengapresiasi operasional kami sebagai acuan yang dapat ditiru oleh perusahaan pertambangan nikel lainnya. Dalam kunjungan ini, Presiden juga menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama definitif antara PT Vale, Huayou Zhejiang Cobalt (Huayou), dan Ford Motor Company (Ford),” bilang Febriany Eddy.
Pada pertengahan November 2023 lalu, PT Vale bersama pemegang saham mayoritasnya, yaitu Vale Canada Limited (VCL), PT Mineral Industri Indonesia (Persero) (MIND ID), dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd (SMM) mencapai tonggak penting dengan penandatanganan Perjanjian Induk.
Baca Juga : Opini: Deforestasi, Degradasi Tanah, Dan Krisis Iklim: Salah Industri Saja atau Petani juga Punya Andil?
Sebuah langkah penting menuju pemenuhan kewajiban divestasi Perseroan berdasarkan hukum pertambangan Indonesia, yang juga merupakan prasyarat untuk mendapatkan perpanjangan izin operasi PT Vale.
Produksi PT Vale pada 2023 mencapai 70.728 metrik ton (t) nikel dalam matte. Naik 18 persen dari produksi 2022. Produksi ini merupakan hasil pelaksanaan strategi pemeliharaan PT Vale sepanjang tahun.
“Pada triwulan keempat 2023 (4T23), produksi kami sebesar 19.084 t, tertinggi sejak 4T21. Volume penjualan pada 2023 meningkat sebesar 17 persen dibandingkan dengan 2022 dan naik 20 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (4T23 vs 3T23),” ujarnya.
Baca Juga : Cerita Petani Merica dari Loeha Raya, Membangun Harapan Ruang Hidup dan Masa Depan yang Inklusif
Enriany bilang, meskipun harga realisasi rata-rata PT Vale lebih rendah pada 2023, namun Perseroan mampu mempertahankan biaya produksi di AS$10.089 per t pada 2023, yang berkontribusi pada kenaikan laba kotor sebesar 11 persen pada
tahun tersebut.
Biaya produksi ini mengalami penurunan sebesar 12 persen menjadi AS$10.089 per t dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$11.444 per t. Penurunan ini disebabkan oleh lebih rendahnya biaya energi dan berbagai inisiatif peningkatan produktivitas yang telah kami lakukan.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar