SULSELSATU.com, MAKASSAR – Wakil Ketua DPD RI, Tamsil Linrung, menegaskan pentingnya efisiensi anggaran negara melalui konsep keranjang umum untuk menghilangkan pemborosan akibat tumpang tindih alokasi dana di berbagai lembaga. Hal itu ia sampaikan dalam kunjungan reses di Universitas Negeri Makassar (UNM), Sabtu (22/3/2025).
“Pengelolaan anggaran harus bebas dari ego sektoral. Dengan konsep keranjang umum, dana bisa tersalurkan lebih efisien dan transparan,” ujarnya di hadapan mahasiswa.
Tamsil juga menyoroti peran penting aktivis dalam dunia politik. Sebagai mantan aktivis, ia menegaskan komitmennya untuk selalu membuka ruang dialog dengan mahasiswa dan kelompok pergerakan.
Baca Juga : Utang PEN Hantui Pemda, Tamsil Linrung Desak Solusi Fiskal untuk Daerah
“Seandainya hanya ada DPD di Senayan, saya ingin gerbang itu terbuka lebar bagi aktivis. Karena politik tanpa keberanian aktivis hanyalah politik yang kehilangan semangat perjuangan,” tegasnya.
Selain itu, Tamsil menyinggung perlunya reformasi institusional dalam kepolisian untuk mencegah penyalahgunaan wewenang yang bisa merusak kepercayaan publik terhadap hukum dan keadilan.
“Kita harus berani mengoreksi sistem. Oknum yang menyalahgunakan wewenang bukan hanya merusak citra institusi, tapi juga merusak kepercayaan rakyat,” katanya.
Baca Juga : DPD RI Dukung Target Swasembada Jagung, Tamsil Linrung: Sulsel Siap Jadi Lumbung Nasional
Afiq Naufal, seorang aktivis yang hadir, mengapresiasi gagasan Tamsil yang menggabungkan dua ideologi besar: Rahmatan lil ‘Alamin dan Politik Kehadiran.
“Beliau melihat politik bukan sekadar alat kekuasaan, tapi juga sebagai rahmat bagi semua,” ujar Afiq.
Diskusi yang berlangsung di Ruang Senat Mahasiswa ini menjadi ajang bagi para pimpinan himpunan dan Presiden BEM untuk menyampaikan aspirasi mereka secara langsung. Tamsil pun menegaskan bahwa politik harus lebih inklusif, transparan, dan benar-benar berpihak pada rakyat.
Sebagai bagian dari Masa Reses III Tahun 2025, Tamsil Linrung akan terus menggelar pertemuan dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk mahasiswa dan aktivis, untuk menyerap aspirasi mereka.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar