SULSELSATU.com, JENEPONTO – Di balik kemeriahan Idul Adha yang akan datang, tersimpan harapan dan doa dari ribuan warga Jeneponto yang hidup dalam keterbatasan. Di tengah derita anak-anak stunting, ibu-ibu miskin yang berjuang menghidupi keluarga, dan para lansia yang menahan sakit dalam sunyi, kabar haru pun datang dari sosok pemimpin yang tak hanya mengayomi, tapi juga peduli.
Kapolres Jeneponto, AKBP Widi Setiawan, merencanakan untuk mendonasikan satu ekor sapi qurbannya melalui program 1000 Paket Qurban Bahagia. Rencana mulia ini ditujukan bagi keluarga dhuafa, fakir miskin, dan masyarakat yang selama ini nyaris tak tersentuh bantuan—khususnya mereka yang hidup dalam kondisi stunting dan kemiskinan ekstrem.
Bagi sebagian orang, daging hanyalah menu makan malam. Namun bagi mereka yang selama ini hanya mengenal nasi dan garam, kabar rencana qurban ini saja sudah cukup membangkitkan harapan. Harapan bahwa di hari raya nanti, mereka bisa merasakan sedikit kebahagiaan yang selama ini terasa begitu jauh.
Kapolres Widi memang dikenal bukan sekadar penegak hukum. Ia adalah sosok yang hadir di tengah penderitaan warga: menyapa anak-anak stunting dengan pelukan, menyeka air mata jompo yang terlupakan, hingga mengetuk pintu rumah-rumah reyot hanya untuk sekadar bertanya kabar.
“Insya Allah, kami berencana mendonasikan satu ekor sapi qurban. Ini bentuk rasa syukur kami, sekaligus upaya kecil untuk berbagi kebahagiaan dengan saudara-saudara kita yang hidup dalam keterbatasan,” ujar AKBP Widi Setiawan.
Program qurban ini merupakan bentuk kolaborasi berbagai elemen, namun langkah Kapolres menjadi penegasan bahwa harapan masih hidup. Bahwa di tengah gelapnya realita sosial, masih ada tangan-tangan pemimpin yang tak sekadar memerintah, tapi turut membasuh luka rakyatnya.
Ketika nanti takbir menggema dan hewan qurban disembelih, semoga dari sapi yang didonasikan Kapolres itu, hadir kebahagiaan di rumah-rumah yang selama ini bergelut dengan lapar dan sepi.
Karena di balik rencana qurban itu, bukan hanya daging yang dibagi—tapi juga kasih sayang, kepedulian, dan secercah cahaya yang mengobati nestapa.
Penulis: Dedi Jentak
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar