SULSELSATU.com, MAKASSAR – Di balik gemerlapnya panggung olahraga, jarang terlihat bagaimana roda organisasi dijalankan dengan segala keterbatasannya. Di Sulawesi Selatan, kisah pengorbanan Ketua KONI Sulsel, Yasir Machmud, menjadi bukti nyata bahwa memimpin tidak selalu tentang kenyamanan, melainkan tentang pengabdian.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua KONI Sulsel, Chalik Suang, dia menuturkan bahwa dirinya baru kali ini melihat seorang ketua KONI yang begitu memberdayakan seluruh elemen organisasi sekaligus menjalankan roda kepengurusan sesuai dengan koridor yang benar.

Baca Juga : Yasir Machmud Dorong Optimalisasi Program Makan Bergizi Gratis hingga ke Daerah
“Pak Yasir ini bukan hanya ketua yang bertanggung jawab, tapi juga sosok yang rela berkorban demi kepentingan organisasi. Padahal pendanaan dari Pemprov sangat minim,” ungkap Chalik kepada wartawan, pada Jumat (26/9/2025).
Publik kerap berasumsi bahwa anggaran KONI selalu besar. Namun Chalik meluruskan anggapan tersebut. Menurutnya, perbandingan paling jelas terlihat saat masa pemerintahan sebelumnya, ketika KONI masih mengelola dana hibah puluhan miliar rupiah dengan jumlah cabang olahraga sekitar 30-an.
“Sekarang jumlah cabor sudah lebih dari 60, sementara tahun ini saja kita usulkan anggaran Rp30 miliar, tapi yang diberikan hanya Rp1 miliar. Bahkan sampai detik ini, dana itu belum cair,” katanya.
Baca Juga : KONI Sulsel Gelar Musorprov November, Yasir Machmud Tak Lagi Mencalonkan Ketua Umum
Kondisi ini membuat KONI Sulsel harus beroperasi dengan segala keterbatasan. Tidak ada gaji untuk pengurus, bahkan kebutuhan dasar seperti listrik kantor KONI kerap ditanggung langsung oleh Yasir Machmud.
Salah satu pengorbanan terbesar Yasir Machmud terjadi saat penyelenggaraan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) di Bulukumba–Sinjai. Karena dana belum cair, sementara jadwal pelaksanaan tidak bisa ditunda, Yasir menggunakan dana pribadi untuk menutupi biaya operasional.
“Saya saksi hidup. Atas nama KONI, saya sampai berhutang sama beliau sebesar Rp3,5 miliar. Ada tanda terimanya di sekretaris KONI, Mujiburahman. Itu semua untuk mendanai kebutuhan Proprov, termasuk honor panitia,” ungkap Chalik dengan suara bergetar.
Baca Juga : Kunjungi Kejati Sulsel, Yasir Machmud Tegaskan Pentingnya Sinergi Antar Lembaga
Keputusan tersebut diambil demi menjaga nama baik Sulsel.
“Kalau ditunda, yang dirugikan bukan hanya kabupaten dan kota, tapi juga nama provinsi. Karena itu Pak Yasir rela mencari dana dulu meski harus mengorbankan pribadi,” tambahnya.
Keterbatasan dana tidak membuat KONI Sulsel berhenti bekerja. Di bawah kepemimpinan Yasir, berbagai kegiatan seperti pelatihan, penataran, hingga persiapan atlet menuju PON tetap dilaksanakan.
Baca Juga : HUT Sulsel ke-356, Yasir Machmud Harap Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat Semakin Meningkat
“Dari sisi peringkat mungkin belum terlalu tinggi, tapi kalau bicara efisiensi anggaran dan jumlah cabor yang diberangkatkan, capaian KONI Sulsel cukup membanggakan. Apalagi PON kali ini berlangsung di dua provinsi, Aceh dan Sumatera Utara, tentu beban logistik lebih besar,” jelas Chalik.
Meski menghadapi keterbatasan, Yasir memilih bersikap jujur dan sederhana. Bahkan, selama empat tahun terakhir, tidak ada fasilitas khusus bagi pengurus KONI.
“Bayangkan, empat tahun pengurus tidak pernah dapat seragam resmi. Tidak ada PDH seperti dulu. Semua beli sendiri. Tapi kami tetap jalan, karena tujuannya bukan soal fasilitas, melainkan bagaimana organisasi tetap hidup,” kata Chalik.
Baca Juga : Yasir Machmud Akui Telah Diperiksa Kejati Sulsel Perihal Dana PON Aceh-Sumut
Chalik mengaku sempat putus asa menghadapi kondisi itu.
“Saya pernah bilang ke Pak Yasir, kalau hanya begini lebih baik kita mundur. Tapi beliau selalu menegaskan, kita harus bertahan demi olahraga Sulsel. Itu yang membuat kami tetap kuat.”
Kisah pengorbanan Yasir Machmud menjadi potret bahwa memimpin organisasi olahraga tidak hanya soal popularitas, melainkan juga pengabdian yang sering kali menuntut pengorbanan pribadi.
Dengan anggaran minim, Yasir memilih untuk tidak menyerah, bahkan mengeluarkan dana pribadi demi keberlangsungan organisasi.
“Insyaallah, semua yang beliau lakukan adalah bukti ketulusan untuk membesarkan KONI Sulsel. Semoga masyarakat juga bisa melihat bahwa organisasi ini tetap berjalan berkat pengorbanan seorang ketua,” tutup Chalik.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News







Komentar