Logo Sulselsatu

Hadiri Sidang ke-31 ICC-MAB UNESCO, Ini Pesan Bupati Selayar

Asrul
Asrul

Minggu, 23 Juni 2019 17:16

Hadiri Sidang ke-31 ICC-MAB UNESCO, Ini Pesan Bupati Selayar

SULSELSATU.com, SELAYAR – Bupati Kepulauan Selayar H. Muh. Basli Ali didampingi oleh Sekda Kepulauan Selayar Dr. Ir. H. Marjani Sultan, M.Si., dan Kepala Balai Taman Nasional Takabonerate Faat Rudhianto menghadiri pertemuan the 31st session of the international coordination council (ICC) of the Man and the biosphere (MAB) programme di Perancis. Pertemuan tahunan organisasi UNESCO itu berlangsung di dari Tanggal 17 hingga 21 Juni 2019, membahas pembangunan dan pengembangan cagar biosfer sebagai pemulihan ekosistem.

Diketahui Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate sebagai zona inti dalam wilayah strategis Kabupaten Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan, tercatat sebagai Cagar Biosfer ke-10 di Indonesia terhitung mulai bulan juni tahun 2015, dan terdaftar di PBB melalui kerjasama program MAB-UNESCO (Man and The Biosphere Programme – United Nations Education Social and Cultural Organization) sebagai wilayah yang mempunyai keunikan sumber daya alam hayati.

Bupati Kepulauan Selayar H. Muh. Muh. Basli Ali melalui pesan WhatsApp Jumat (21/6/2019) mengatakan keberadaan cagar biosfer sangat bermanfaat untuk pengembangan ekonomi berkelanjutan, mempertahankan nilai sosial budaya dan citra pemerintah. Sementara bagi sektor swasta, cagar biosfer akan memberikan nilai berupa penyediaan komoditas.

Baca Juga : VIDEO: Gubernur Sulsel Hadiri Forum UNESCO, Perkenalkan Kekayaan Budaya Bahasa di Sulsel

“Saya mengapresiasi dengan ditetapkannya Taman Nasional Takabonerate sebagai cagar biosfer dunia pada tahun 2015 lalu, dan saya berharap bias memberikan manfaat, utamanya bagi masyarakat yang berada di kawasan cagar biosfer Taman nasional Takabonerate,” kata Basli Ali.

Basli Ali juga menegaskan pentingnya dukungan dan masukan dari berbagai pihak untuk memaksimalkan tata kelola cagar biosfer Taman Nasional Takabonerate nantinya.

“Dukungan dari para pemangku kepentingan yang beragam, tentunya akan menjadi modal berharga dalam mengembangkan dan mencapai makna penting dari keberadaan cagar biosfer ini,” terangnya.

Baca Juga : Andi Sudirman Kenakan Pakaian Adat Saat Jadi Pembicara di Forum UNESCO Prancis

Sementara itu Sekda Kepulauan Selayar Dr. Ir. H. Marjani Sultan M.Si yang mendampingi Bupati Kepulauan Selayar, menyampaikan bahwa cagar biosfer, bisa menjadi muara kegiatan konservasi, pembangunan ekonomi berkelanjutan dan pasokan kebutuhan logistik (Riset, Monev, Pendidikan dan SDM). Menurutnya cagar biosfer juga merupakan laboratorium alam bagi pembangunan berkelanjutan.

Memiliki cagar biosfer juga memberikan akses bagi tampilnya nama Kabupaten Kepulauan Selayar di forum Internasional. Menurutnya, cagar biosfer juga bermanfaat untuk sejumlah kebutuhan. Misalnya, bagi masyarakat di sekitarnya, bisa menggerakkan aktivitas jasa ekosistem, kegiatan produksi dan kelestarian budaya.

Selain itu, juga memiliki manfaat sebagai kawasan konservasi yang akan mendukung kelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistem. Cagar biosfer juga akan bermanfaat sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya sebagai laboratorium alam.

Baca Juga : Tak Mau Kecolongan dari Malaysia, Indonesia Segera Ajukan Budaya Reog ke UNESCO

Dalam siding ke-31 ICC-MAB itu, Unesco juga menetapkan dua cagar biosfer baru Indonesia sebagai cagar biosfer ke-15 dan ke-16 di Indonesia. Masing-masing adalah cagar biosfer Togean Tojo Una-Una Sulawesi tengah, dan cagar biosfer Sale-Moyo-Tambora (Samota) di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Atas penetapan tersebut, Indonesia kini telah memiliki 16 cagar biosfer, masing-masing adalah Taman Nasional Gunung Leuser di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara, Cagar Biosfer Siberut di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Lore Lindu di Sulawesi Tengah, Pulau Komodo di Labuang Bajo NTT, Cagar Biosfer Cibodas di Jawa Barat, Cagar Biosfer Tanjung Puting di Provinsi Kalimantan Tengah, Giam Siak Kecil-Bukit Batu di Sumatera, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Gunung Bromo-Semeru-Tengger-Arjuno, Taman Nasional Takabonerate di Kepulauan Selayar Sulsel, Berbak Sembilang di Sumatera, Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu di Kalimantan Barat, Rinjani Lombok, cagar biosfer Togean Tojo Una-Una Sulawesi tengah, dan cagar biosfer Sale-Moyo-Tambora (Samota) di Nusa Tenggara Barat. (Rls)

Editor: Hendra Wijaya

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

Video21 September 2023 23:38
VIDEO: Kantor Bupati Puhowato Gorontalo Dibakar Massa Aksi
SULSELSATU.com – Kantor Bupati Puhowato, Gorontalo, dibakar oleh sejumlah massa aksi, Kamis (21/9/1012). Massa aksi melakukan protes atas lahan ...
Otomotif21 September 2023 21:53
United E-Motor Hadirkan Konsep Futuristik Premium dan Andal di Berbagai Medan
T1800 hadir dengan desain bergaya urban yang keren dan futuristik, lengkap dengan lampu depan LED yang penuh gaya dan penuh performa....
Video21 September 2023 21:30
VIDEO: Kebakaran di Jalan Manunggal 31 Makassar
SULSELSATU.com – Sebuah Kebakaran Hebat terjadi Jalan Manunggal 31, Kelurahan Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar Kejadian terjad...
Video21 September 2023 20:54
VIDEO: Terekam CCTV, Oknum PNS Curi HP Siswi SMA
SULSELSATU.com – Seorang pegawai Negeri Sipil (PNS) mencuri HP milik seorang siswa SMA. Aksinya tersebut terekam kamera CCTV. PNS tersebut beker...