SULSELSATU.com, JAKARTA – Bentrokan antara mahasiswa dan aparat keamanan di Wamena pada Senin kemarin mengakibatkan satu prajurit TNI dan tiga mahasiswa tewas. Selain korban tewas, puluhan mahasiswa luka-luka.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo memastikan tiga mahasiswa yang tewas itu merupakan mahasiswa yang kuliah di luar Papua yang sedang pulang kampung.
Dedi menjelaskan kejadian ini berawal dari sekitar 200 mahasiswa eksodus yang menduduki Universitas Cendarawasih (Uncen) untuk membuat posko penampungan. Namun polisi mengklaim hal itu ditolak pihak rektorat dan mahasiswa Uncen.
Baca Juga : VIDEO: Nongkrong di Cafe, Mahasiswa UMI Makassar Tewas Diserang OTK
Pihak rektorat pun memanggil aparat kepolisian untuk membubarkan kerumunan mahasiswa eksodus tersebut.
“Pihak rektorat menolak keberadaan mahasiswa tersebut karena mengganggu proses belajar mengajar. Rektorat langsung hubungi Kapolda Papua, Kapolda Papua langsung kirim pasukan untuk negosiasi,” ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (23/9) dilansir dari CNNIndonesia.
Usai bernegosiasi, kata Dedi, mahasiswa eksodus tersebut sepakat untuk meninggalkan Uncen dan kembali ke Taman Budaya Ekspo Waena, Jayapura. Mereka pun menuju Ekspo Waena dengan menggunakan kendaraan TNI-Polri.
Baca Juga : Keluarga Randi Kecewa 6 Polisi di Kendari Dihukum Ringan
Selama di perjalanan situasi berlangsung cukup kondusif. Namun pada pukul 12.00-13.00 WIT, mahasiswa menurut Dedi secara membabi buta justru menyerang aparat TNI-Polri yang mengantar mereka.
“Secara mendadak mahasiswa tersebut menyerang membabi buta, mengakibatkan satu rekan kita dari TNI gugur, mengalami luka pada punggung maupun bacokan,” ucapnya.
Dedi mengatakan aparat mengambil tindakan sesuai dengan Perkap 1 tahun 2009 dan Perkap 7 tahun 2009 melakukan tindakan untuk melumpuhkan para mahasiswa yang sangat anarkis.
Baca Juga : Dua Mahasiswa Tewas, Polisi di Kendari Hanya Dikenai Sanksi Penundaan Kenaikan Jabatan
“Akibat dari tindakan tersebut ada tiga yang diduga mahasiswa eksodus tersebut meninggal dunia, kemudian 20 luka-luka,” tuturnya.
Dugaan sementara, kata Dedi, ketiga orang tersebut meninggal karena peluru karet. Namun untuk memastikan pihaknya bakal melakukan autopsi.
“Jadi dugaan karena peluru karet. Tim DVI harus mengecek yang bersangkutan dulu, identitasnya, pembanding antemortem dan postmortem, didalami DVI RS Bhayangkara Jayapura,” ucapnya.
Baca Juga : Jadi Korban Tewas, Akbar Alamsyah Malah Ditetapkan Tersangka Demo Rusuh
Selain di Jayapura, kerusuhan juga pecah di Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Di Wamena, jumlah korban tewas lebih banyak yakni 17 orang.
Komandan Kodim (Dandim) 1702/Jayawijaya Letkol Inf Chandra Diyanto menyebut 17 orang warga sipil yang meninggal akibat demonstrasi berujung kerusuhan di Wamena, Papua, Senin (23/9).
Chandra mengatakan warga sipil yang meninggal tersebut akibat luka benda tajam selain menjadi korban kebakaran. Selain 17 orang meninggal, tercatat 65 warga mengalami luka-luka. Saat ini mereka dirawat di RSUD Wamena.
Baca Juga : VIDEO: DPRD Sulsel Minta Pemprov Santuni Korban Kerusuhan Wamena
Editor: Hendra Wijaya
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar