Logo Sulselsatu

Irak Tak Lagi Izinkan AS Lanjutkan Operasi Militer di Baghdad

Asrul
Asrul

Jumat, 17 Januari 2020 10:57

istimewa
istimewa

BAGHDADIrak tak lagi memberikan izin kepada Amerika Serikat (AS) untuk melanjutkan operasi militernya di negara mereka.

Irak menepis laporan yang menyebutkan bahwa AS akan kembali melanjutkan operasi militer di Baghdad. Ribuan tentara AS dikerahkan ke Irak untuk mendukung pasukan lokal mencegah ISIS kembali bangkit. Mereka menjadi bagian dari koalisi internasional yang diundang Irak pada 2014 silam untuk melawan ISIS.

Namun, operasi militer itu dihentikan pada 5 Januari lalu atau dua hari setelah serangan drone AS menewaskan perwira tinggi militer Iran Mayor Jenderal Qasem Soleimani di sekitar bandara Baghdad. Serangan yang diluncurkan pada 3 Januari itu turut menewaskan salah satu tokoh militer Irak, Abu Mahdi al-Muhandis.

Baca Juga : Biden Umumkan Berakhirnya Misi Tempur Pasukan AS di Irak

Juru bicara perdana menteri Irak untuk urusan militer Abdulkarim Khalaf mengatakan bahwa pasukan koalisi tidak memiliki izin dari Baghdad untuk melakukan misi bersama.

“Operasi gabungan belum dilanjutkan dan kami belum memberikan izin,” kata Khalaf kepada AFP seperti dilansir dari CNN Indonesia.

Khalaf mengatakan pemerintah Irak telah memerintahkan koalisi untuk menghentikan operasi gabungan setelah AS meluncurkan dua serangan udara ke Irak.

Baca Juga : Iran Kembali Bombardir Pangkalan Militer AS di Baghdad Irak

Selain pembunuhan Soleimani dan Muhandis, serangan AS ke Irak pada akhir Desember lalu lalu menewaskan 25 pejuang milisi. Serangan itu diluncurkan sebagai pembalasan atas kematian kontraktor AS akibat hantaman roket.

“Perjanjiannya adalah bahwa koalisi ada di sini untuk melawan ISIS dan membantu Irak melawan ISIS, jadi kami menganggap serangan itu sebagai tindakan sepihak,” kata Khalaf.

Sebagai tanggapan, kata dia, maka operasi bersama yang meliputi penggunaan wilayah udara Irak akan dilarang. Parlemen Irak juga telah meminta pemerintah mengusir 5.000 tentara AS dari sana setelah serangan AS.

Baca Juga : Konflik Meletus, Serangan Rudal Perdana Iran Bombardir Pangkalan Militer AS di Irak

Sebelumnya, menurut laporan New York Times, Rabu (15/1) dua petinggi militer AS mengatakan bahwa Pentagon ingin melanjutkan operasi untuk memerangi ISIS.

Saat dimintai tanggapan, Pentagon mengaku tidak dapat memberikan informasi mengenai kelanjutan operasi militer tersebut. Juru bicara koalisi pimpinan-AS di Baghdad juga menolak berkomentar.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Senin kemarin mengungkapkan bahwa para pemimpin Irak secara pribadi mendukung kehadiran pasukan AS di sana, meskipun ada seruan pengusiran.

Baca Juga : Wakil Pemimpin ISIS Abu Kholdun Ditangkap di Irak

“Mereka tidak akan mengatakan secara terbuka. Tetapi secara pribadi mereka semua menerima kenyataan bahwa AS masih ada di sana melaksanakan misi anti-teror,” kata Pompeo di sebuah forum di Universitas Stanford.

Editor: Hendra Wijaya

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

Entertainment02 Mei 2025 13:59
Didukung Penuh Astra Motor Sulsel, Honda Makassar Culinary Night 2025 Sukses Digelar
Honda Makassar Culinary Night (MCN) 2025 sukses digelar pada 25-27 April 2025 di Monumen Mandala....
Berita Utama02 Mei 2025 13:09
Kejari Jeneponto Perkuat Sinergi Lintas Sektor Awasi Aliran Kepercayaan dan Keagamaan di Masyarakat
SULSELSATU.com, JENEPONTO – Kejaksaan Negeri (Kejari) Jeneponto kembali menggelar Rapat Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaa...
News02 Mei 2025 12:12
CEO Bumi Karsa Terpilih sebagai Ketua Umum DPP AABI 2025-2030
CEO Bumi Karsa Kamaluddin terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) AABI untuk periode 2025-2030 Minggu (27/4/2025) di Hotel Four Point M...
Bisnis02 Mei 2025 11:24
Kuartal Pertama 2025, Telkom Catat Pendapatan Konsolidasi Rp36,6 Triliun
Pada kuartal I 2025, Telkom membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp36,6 triliun. EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) k...