SULSELSATU.com, MAKASSAR – Tiga tersangka kasus kosmetik atau skincare bermerkuri di Kota Makassar, dilimpahkan ke Pengadilan Negeri (PN) Makassar. Ketiga tersangka itu masing-masing, Mira Hayati selaku owner skincare MH, Mustadir DG Sila selaku owner skincare FF yang juga merupakan suami dari Fenny Frans dan Agus Salim selaku owner RG atau Raja Glow.
Kasi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi (Kasi Penkum Kejati) Sulsel, Soetarmi mengatakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Kejati Sulsel dan Kejaksaan Negeri (Kejari) Makassar melimpahkan tiga tersangka dan barang bukti perkara kasus skincare mengandung merkuri atau berbahaya, pada Rabu (19/2/2025) siang, ke PN Makassar untuk selanjutnya menjalani pemeriksaan di persidangan.
Adapun jadwal sidang perdana untuk ketiga tersangka ini dijadwalkan digelar pekan depan dengan sidang terpisah. Terdakwa Agus Salim dan Mira Hayati disidangkan pada Selasa (25/2/2025) mendatang di PN Makassar.
Baca Juga : Bos Skincare Mira Hayati Ajukan Pengalihan Penahanan, Ini Alasannya
“Untuk terdakwa Mustadir Dg Sila pada hari Rabu (26/2/2025) di Pengadilan Negeri Makassar,” ujar Soetarmi.
Soetarmi menjelaskan, untuk tersangka Agus Salim alias H. Agus bin H.Babaringan Dg Nai disidangkan dengan nomor perkara 206/Pid.Sus/2025/PN Mks. Kemudian Mustadir Dg Sila bin Mudatarrutobo dengan Nomor Perkara 205/Pid.Sus/2025/PN Mks dan Mira Hayati alias Hj. Mira Hayati dengan Nomor Perkara 204/Pid.Sus/2025/PN Mks.
Untuk tersangka Agus Salim (40), yang merupakan pemilik atau owner dari brand Ratu Glow dan Raja Glow dijerat hukum karena diduga telah mengedarkan atau memproduksi obat pelangsing RG Raja Glow My Body Slim yang telah diuji di BPOM Makassar dan tidak memenuhi syarat edar karena kandungan bisakodil yang merupakan bahan baku obat (BKO) yang seharusnya tidak boleh termuat dalam ramuan obat tradisional atau jamu.
Baca Juga : Tiga Bos Skincare di Makassar Ditetapkan Tersangka, Siapa Saja?
Sehingga, atas perbuatannya tersebut tersangka Agus Salim yang telah memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan atau alat Kesehatan yang tidak memenuhi standar atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan dan mutu dijerat Pasal 435 jo Pasal 138 Ayat (2) UU RI Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan.
“Yang diancam pidana penjara paling lama 12 tahun atau denda paling banyak Rp 5 miliar rupiah,” ungkapnya.
Kemudian tersangka Mustadir Dg Sila. Terdakwa Mustadir Dg Sila (42), yang merupakan Direktur CV. Fenny Frans diduga Talah memproduksi dan mengedarkan kosmetik FF Day Cream Glowing dan FF Night Cream Glowing yang telah diuji di BPOM Makassar dan positif mengandung merkuri atau Raksa atau Hg.
Perbuatan yang memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan atau alat Kesehatan yang tidak memenuhi standar atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan dan mutu diduga melanggar undang-undang sebagaimana diatur dalam Pasal 435 jo Pasal 138 Ayat (2) UU RI Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan.
“Yang diancam pidana penjara paling lama 12 tahun atau denda paling banyak Rp 5 miliar rupiah. Selain itu, perbuatannya (Mustadir Dg Sila) yang telah memproduksi atau memperdagangkan barang atau jasa yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan melanggar Pasal 62 Ayat (1) Jo. Pasal 8 Ayat (1) huruf a Undang-undang RI Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Ancaman pidananya paling lama 5 tahun penjara atau denda paling banyak Rp 2 miliar rupiah,” ungkap Soetarmi.
Sementara tersangka Mira Hayati (29), yang merupakan Direktur Utama Agus Mira Mandiri Utama yang diduga telah memproduksi atau mengedarkan kosmetik Lightening Skin Mira Hayati Cosmetic dan MH Cosmetic Night Cream Glowing yang juga telah diuji di BPOM Makassar dan positif mengandung merkuri atau Raksa atau Hg, ikut dijerat pasal berlapis.
“Pertama, perbuatannya (Mira Hayati) yang memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan atau alat Kesehatan yang tidak memenuhi standar atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan dan mutu melanggar Pasal 435 jo Pasal 138 Ayat (2) UU RI Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan. Diancam pidana penjara paling lama 12 tahun atau denda paling banyak Rp 5 miliar rupiah,” pungkasnya. (*)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar