SULSELSATU.com, MAKASSAR – Dana cadangan sebesar Rp14 miliar pada Perumda PDAM Kota Makassar di era mantan Direktur Utama (Dirut) Beny Iskandar menuai kritik dari sejumlah pihak. Salah satunya dari akuntan atau pemerhati publik, Dr Darwis Lannai.
Darwis Lannai yang juga dosen FEB UMI menilai dana cadangan Rp14 miliar bagi perumda sebenarnya bukan merupakan prestasi yang harus diapresiasi tetapi itu merupakan ketidakmampuan direksi mengelola dana untuk menjadi lebih produktif.
Menurut Darwis, bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan yang menjadi konsen adalah bagaimana pelayanan penyediaan air tersedia dengan cukup untuk memenuhi kebutuhan maka perbaikan instalasi yang karatan dan bocor penambahan jaringan air yang cukup dan investasi pengembangan perusda yang utama bukan menumpuk uang di bank.
“Kata Pak Beny Dirinya bersama lima Direksi dan Dewan Pengawas (Dewas) telah memberikan keterangan dan memenuhi panggilan Kejati Sulsel terkait dugaan tindak pidana korupsi dana cadangan PDAM Makassar,” ujar Darwis.
Hanya saja kata Darwis, tidak ada dana cadangan saat Hamzah Ahmad masih menjabat sebagai Dirut PDAM, karena di era sebelumnya perusahaan merugi. Dimana, perusahaan memiliki akumulasi hutang yang belum dilunasi.
“Pernyataan tersebut sangat bertentangan dengan kondisi keuangan yang ada pada PDAM, kami sangat menyayangkan kualifikasi Direksi membuat pernyataan tersebut padahal mereka memiliki data historis laporan keuangan pada masa-masa sebelumnya,” tegas Darwis.
Lebih jauh Darwis menjelaskan, jika mantan Direktur PDAM yang mengatakan mereka mendapatkan kerugian dan cuci piring itu bukti bahwa mereka memang tidak kapabel dalam mengelola perusahaan besar seperti Perumda PDAM karena membuat pernyataan yang tidak sesuai dengan data dan fakta yang ada pada laporan keuangan yang sudah di audit kantor akuntan public.
“Beliau (mantan direksi) mengatakan bahwa 3 tahun cuci piring yang dimuat di media sangat kami sayangkan sebagai pemerhati laporan keuangan karena PDAM memiliki pimpinan yang tidak paham dengan laporan keuangan,” ucapnya.
“Cuci piring? Piring yang mana mereka cuci? Dan siapa piring yang mereka cuci. Silahkan pembaca menilai sendiri pernyataan beliau (mantan dirut). Bahkan PDAM setiap tahun membayar pajak badan itu menunjukkan bahwa perusahaan tersebut Laba,” tanya Darwis.
“Pak Beni juga mengatakan bahwa pada bulan Maret-April kalua nggak salah Rp 11 miliar membayar deviden kepada pemerintah Kota Makassar jika beliau memiliki data historis maka pasti malu mengatakan itu karena PDAM Makassar pernah menyetor deviden sebesar Rp 35 miliar dan Rp 76 miliar. (*)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar