SULSELSATU.com, JAKARTA – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, menegaskan Presiden Prabowo Subianto sejauh ini fokus pada evaluasi dan pemantauan kinerja menterinya.
“Sampai hari ini belum ada pembahasan mengenai reshuffle. Namun secara rutin Bapak Presiden melakukan monitoring dan evaluasi terhadap seluruh kinerja menteri di kabinet,” ujar Pras di Istana Kepresidenan Jakarta, dikutip fajar.co.id.
Pras menyebut, evaluasi berkala adalah bagian penting dari tata kelola pemerintahan. Beberapa menteri mendapat catatan, sementara sebagian lainnya justru menuai apresiasi. Menurutnya, evaluasi sebagai wajar dan tidak selalu berarti akan ada reshuffle.
Yang paling penting menurutnya adalah memastikan kabinet bekerja secara efektif dan memberi dampak nyata bagi rakyat. “Semua keputusan strategis, termasuk soal komposisi kabinet, akan ditentukan dengan pertimbangan matang oleh Presiden,” terangnya.
Rumor perombakan atau reshuffle Kabinet Merah Putih terus berhembus kencang meski pihak istana telah beberapa kali membantahnya.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menyatakan Presiden Prabowo Subianto perlu melakukan evaluasi terhadap kinerja Kabinet Merah Putih, setelah lebih dari tujuh bulan masa pemerintahan berjalan.
Sebab, ia menilai sudah ada pihak-pihak yang mulai mempertanyakan efektivitas kinerja kabinet Presiden Prabowo.
“Kalau ada Menteri, Wakil Menteri, atau Kepala Lembaga yang tidak perform, apa lagi yang ditunggu coba? Publik tentu berharap mereka segera dievaluasi,” kata Adi Prayitno.
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menegaskan, Presiden Prabowo mempunyai hak prerogatif untuk mereshuffle Kabinet Merah Putih.
“Presiden itu punya segala-galanya untuk mendesain dan mengatur, bagaimana teman-teman dan mitra koalisi termasuk para pembantunya, mau dieksekusi atau terus dilanjutkan,” ucap Adi.
Karena itu, Adi menyarankan Presiden Prabowo tidak perlu takut jika melakukan reshuffle kabinet akan mengganggu stabilitas politik nasional.
“Jangan pernah seorang Presiden itu takut kalau reshuffle, pergantian orang, akan melahirkan instabilitas politik, karena saya kira masih banyak cadangan-cadangan yang lain,” pungkas Adi. (*)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar