BANDUNG – Peristiwa pilu dialami sejumlah perawat yang bekerja di rumah sakit rujukan corona di Jawa Barat. Mereka ditolak warga kembali ke tempat tinggal.
Hal ini dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani. Berli menjelaskan ada 52 perawat Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) yang saat ini tinggal sementara di UPTD Pelatihan Kesehatan (Upelkes) Dinkes Jabar.
“Sejak Jumat (27/3) lalu, benar mereka mengalami kondisi sosial penolakan ini,” kata Berli seperti dikutip dari Detik, Senin (30/3/2020).
Baca Juga : VIDEO: Virus Corona Ada di Buku Paket IPA Tahun 2017, Katanya Tidak Berbahaya
Perawat yang tinggal di Upelkes bekerja di unit Gedung Kemuning RSHS sebagai pusat penanganan COVID-19, mulai dari Isolasi Kemuning I, Instalasi Gawat Darurat (IGD) Kemuning Ring I, High Care Unit (HCU) Kemuning, serta Ruang Isolasi Infeksi Khusus Kemuning (RIIKK)
Selain perawat RSHS, Berli mengatakan, belasan perawat Rotinsulu juga mengalami hal serupa. “Ada juga di Rotinsulu, mereka ke hotel kontributor yang saya tidak bisa kasih info,” ujarnya.
Disisi lain, Pemerintah Provinsi melalui Dinkes Jabar menyiapkan Pusat Isolasi Mandiri COVID-19 dengan memanfaatkan fasilitas milik Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) untuk penanganan Covid-19 bagi pasien dan tenaga medis.
Baca Juga : Cegah Virus Corona, Shalat Idul Fitri di Lutra Terapkan Protkes
Kepala BPSDM Provinsi Jabar Muhamad Solihin mengatakan, pihaknya siap menjadikan fasilitas miliknya untuk menampung tenaga kesehatan yang mengalami permasalahan sosial saat kembali ke lingkungan tempat tinggal.
“Kami siap untuk menampung para penderita (Covid-19) maupun para perawat, tenaga medis, dan paramedis. Saya dapat informasi dari Dinas Kesehatan, ada beberapa orang tenaga medis dan paramedis yang mengalami permasalahan sosial di lingkungan tempat tinggalnya,” ucap Solihin.
“Lebih baik kita tampung di sini, sehingga yang bersangkutan juga merasa nyaman,” tegasnya.
Baca Juga : Alhamdulillah, Pasien Sembuh Covid-19 di Lutim Jadi 1.379 Orang
Editor: Hendra Wijaya
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar