Logo Sulselsatu

Pengamat Sebut Politik Dinasti Ujungnya Korupsi

Asrul
Asrul

Selasa, 03 November 2020 15:37

istimewa
istimewa

SULSELSATU.com, MAKASSARPolitik Dinasti di Pilkada memiliki daya rusak yang besar terhadap semangat good governance karena cenderung koruptif.

Itulah simpulan dari diskusi Komunitas Wartawan Politik Sulsel bersama empat pengamat politik terkait praktik politik dinasti di Pilkada, utamanya pada kasus Pilkada Pasangkayu.

Seperti diketahui, bupati petahana Pasangkayu, Agus Ambo Djiwa mendorong kakak kandung dan istrinya sendiri untuk maju berpasangan di Pilkada Pasangkayu 2020. Pasangan iparan berakronim YES (Yaumil Ambo Djiwa-Herny Agus) ini bersaing dengan dua pasangan calon lainnya.

Baca Juga : MK Tolak Gugatan INIMI DIA, MULIA dan Andalan Hati Sah Jadi Pemenang

“Politik oligarki ujungnya pasti korupsi. Tidak ada kekuasaan yang melibatkan anggota keluarga yang ujungnya bukan korupsi. Karenanya politik dinasti ujungnya pasti korupsi,” kata pengamat politik dari Universitas Bosowa (Unibos), Arief Wicaksono, Selasa (3/11/2020).

Menurut Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unibos ini, ketika oligarki mewujud di Pilkada, tujuan utamanya adalah penguasaan sumber daya. Sebab sumber daya apapun bentuknya sangat dibutuhkan dalam menjalankan strategi politik.

“Saran saya jika masyarakat Pasangkayu ingin melihat kepemimpinan daerah menjadi lebih sehat, maka harus ada kesadaran bahwa politik dinasti tidak baik bagi demokrasi, bagi pembangunan daerah dan bagi kesejahteraan masyarakat. Harus ada kelompok masyarakat yang concern memberikan edukasi kepada publik di Pasangkayu,” tandasnya.

Baca Juga : MK Tolak Gugatan Pilkada Bulukumba, Sengketa Pilkada Palopo Berlanjut

Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Hidayat Muallim sependapat. Menurutnya politik dinasti kontraproduktif terhadap semangat demokrasi yang sehat.

“Pilkada bukannya mengurangi oligarki politik, malah memperkuat politik dinasti. Padahal secara prinsip substansi demokrasi, politik dinasti cenderung kontraproduktif karena sarat KKN (korupsi kolusi dan nepotisme),” tegas Hidayat.

Hidayat mengutip hasil survei PT Pedoman Suara Indonesia mengenai persepsi masyarakat Pasangkayu terhadap politik dinasti pada awal Oktober 2020 lalu.

Baca Juga : MK Tolak Sengketa Hasil Pilkada Toraja Utara, Ombas-Marthen Gagal Lanjutkan Gugatan

Berdasarkan survei itu, 59,3 persen masyarakat Kabupaten Pasangkayu tidak setuju dengan praktik politik dinasti yang dilakukan petahana bupati, Agus Ambo Djiwa. Hanya 20,4 persen yang setuju dengan politik dinasti klan Ambo Djiwa. Dan 2,5 persen yang ragu-ragu antara setuju atau tidak.

“Hasil survei membuktikan bahwa di daerah ujung Sulbar tepatnya di Kabupaten Pasangkayu sekalipun, terjadi keresahan masyarakat terhadap politik dinasti,” imbuhnya.

Editor: Asrul

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

OPD08 Mei 2025 15:29
Andi Tenri Indah Dukung Penghapusan Utang Petani dan Nelayan, Harapan Baru dari Pemerintahan Prabowo
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Harapan baru tengah tumbuh di kalangan petani dan nelayan, terutama di Sulawesi Selatan, setelah Presiden terpilih Pr...
Ekonomi08 Mei 2025 14:57
Manajemen Risiko Efektif & Prudent, Kualitas Kredit BRI Semakin Membaik dengan Pencadangan Kuat
SULSELSATU.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus menunjukkan kinerja positif dalam menjaga kualitas aset di tengah d...
Makassar08 Mei 2025 14:01
Wali Kota Munafri dan Mensos Saifullah Tinjau Kawasan Untia, Siap Jadi Pusat Sekolah Rakyat
SULSELSATU.com MAKASSAR – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin mendampingi Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf meninjau langsung salah satu laha...
Sulsel08 Mei 2025 13:06
Kabupaten Sidrap Gaspol Ketahanan Pangan, Targetkan 1 Juta Ton Gabah Tahun 2025
SULSELSATU.com, SIDRAP — Desa Kampale menjadi titik awal Safari Apdesi (Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia) Sidrap tahun 2025 yang mengangka...