SULSELSATU.com, MAKASSAR – Di tengah pandemi Covid-19, transaksi keuangan digital semakin mengambil tempat di segala aktivitas kehidupan sehari-hari masyarakat.
Kepala OJK Regional 6 Sulampua, Muhammad Nurdin Subandi mengatakan, tidak dapat dipungkiri, pandemi Covid-19 turut serta mendorong akselerasi digitalisasi sektor keuangan.
“Pergeseran budaya masyarakat yang mulai beralih ke digital berpengaruh pada meningkatnya inklusi keuangan. Target inklusi keuangan di 2019 sebesar 75 persen berhasil terlampaui. Melihat kondisi itu, Presiden Joko Widodo menaikkan target inklusi Indonesia menjadi di atas 95 persen pada 2024 mendatang,” ujar Subandi dalam webinar Millenials Cashless Habits, Kamis, (28/1/2021).
Sebagai tindak lanjut, Subandi menyebutkan OJK menetapkan tema prioritas dalam program literasi dan inklusi tahun ini yaitu mewujudkan masyarakat yang lebih cerdas dan inklusif dalam era keuangan digital.
Pengamat Bisnis dan Pemasaran, Yuswohady yang turut hadir menyampaikan, transaksi keuangan digital semakin mengambil peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Terkhusus di masa pandemi Covid-19, uang tunai hingga pembayaran berbasis kartu cip perlahan akan ditinggalkan.
“Pandemi menjadi katalis bagi konsumen untuk bermigrasi ke ranah digital. Low touch ekonomi yang di dalam terdapat lima fenomena yakni go virtual, go digiwhere, go contactless, go omni dan, go confidential,” tuturnya.
Dengan demikian, lanjutnya, penggunaan dompet digital, e-money dan mobile banking akan semakin masif. Bahkan fenomena digitalilasi, turut berpengaruh pada dunia perbankan. Kantor cabang yang bertebaran tidak lagi menjadi selling point.
Yuswohady memprediksi, millenial mendominasi segala sektor mulai industri, produk, dan bisnis. Dimana, semuanya harus beradaptasi dengan gaya hidup kaum milenial, termasuk salah satunya adalah model pembayaran cashless atau dengan scan QR code. (*)
Penulis: SRI WAHYUDI ASTUTI
Editor: ANDI
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar