SULSELSATU.com, MAKASSAR – Mantan komisioner KPK Laode M Syarif mengkritik alasan Moh Ramdhan Pomanto soal penyebab banjir yang melanda Makassar pada Senin (13/2/2023).
Laode menilai, penyebab banjir Makassar baru-baru ini bukan hanya soal tingginya curah hujan dan air laut pasang, tetapi sejumlah masalah kompleks yang menyebabkan banjir.
“Jangan salahkan curah hujan dan air pasang karena dari dulu sudah seperti itu,” kata Laode di Twitternya.
Baca Juga : Sambut Kunjungan Danlantamal VI Makassar yang Baru, Danny: Selamat Datang Komandan
Salah satu masalah yang lebih kompleks sebagai penyebab banjir di Kota Makassar ialah adalah reklamasi.
Berdasarkan hasil kajian, Sungai Jeneberang berhilir di pantai Makassar. Sayangnya, kata alumni Universitas Hasanuddin ini, pantai tersebut ditimbun dan dijadikan proyek reklamasi.
“Saya kebetulan dulu ikut kajian waktu saya di Pusat Studi Lingkungannya Unhas ya, saya ikut salah satu tim kajian tentang Sungai Jeneberang yang mengalir ke Pantai Losari. Terus waktu itu, awal proyek reklamasi ke arah sana itu kan yang sekarang jadi perumahan, itu kajiannya tidak merekomendasikan itu karena berbahaya,” ujarnya.
Baca Juga : Danny Pomanto Keok di Kandang Sendiri
“Itu sudah disampaikan jauh sebelum saya di KPK. Jadi pasti jangka panjang akan menyebabkan salah satunya banjir di Kota Makassar dan itu sudah terjadi. Itu banjirnya sebelum ada reklamasi tidak pernah separah ini sekarang,” lanjutnya.
Selain reklamasi, Laode juga menyinggung area rawa-rawa di Makassar kini telah beralih fungsi menjadi area perkantoran, pusat usaha dan perumahan.
https://twitter.com/LaodeMSyarif/status/1624979083091386368
Baca Juga : HUT Korpri ke 53, Danny Titip Pesan Jaga Kekompakan dan Setia Kepada Pemimpin Baru
Selain dua penyebab terjadinya banjir di Kota Makassar, ia menyampaikan bahwa Pemkot Makassar harus memperhatikan drainase dan gorong-gorong.
Menurutnya, kualitas drainase dan gorong – gorong di Kota Makassar kurang baik, tidak dirawat sehingga terjadi persumbatan di aliran tersebut.
“Kalau lihat drainase dan gorong-gorong yang dibangun sama Belanda, sekarang ada nggak perubahan signifikan gorong-gorong. Yang agak besar itu yang ada di depan kantor gubernur tetapi tidak besar (amat),” katanya.
Baca Juga : Danny Pomanto Ingatkan Masyarakat Tetap Jaga Persatuan Usai Pencoblosan
“Kualitas gorong-gorong selokan kita di Makassar tersumbat, rusak semuanya. Tidak dirawat. Bandingkan dengan di Jakarta itu ada pasukan oranye yang dibikin Ahok yang dilanjutkan sama Pak Anies itu setiap mau menjelang hujan itu gorong-gorong selalu dibersihkan supaya cepat mengalir air,” katanya.
Mengenai curah hujan tinggi, Laode mengatakan hal itu terjadi sejak lama. Dia kemudian mengumpamakan hujan di Makassar bisa mengguyur tanpa henti selama sepekan.
“Padahal orang Makassar semua tahu kalau hujan selalu tinggi kan (curah hujannya). Kepercayaan kalau hujannya mulai hari Jumat, satu minggu itu Jumat yang akan datang baru berhenti kalau kita di Makassar,” kata dia.
Baca Juga : Bawaslu Diminta Kawal Wilayah dari Serangan Fajar
Lebih lanjut, Laode juga meminta pihak-pihak terkait untuk memperhatikan sungai-sungai yang semakin dangkal. Laode menyinggung Sungai Tallo hingga Sungai Jeneberang tidak pernah dikeruk.
“Banyak sekali terjadi pendangkalan Sungai Tallo, Sungai Jeneberang, sehingga itu tidak pernah diperdalam, dikeruk, akhirnya meluber keluar menjadi banjir karena dia tidak bisa lagi menampung air, debit sungainya menjadi kurang karena terjadi pendangkalan,” ucapnya.
(*)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar