SULSELSATU.comMAKASSAR – Wali Kota Makassar resmi menetapkan status tanggap darurat bencana banjir akibat curah hujan dengan intensitas tinggi. Penetapan tersebut dituangkan dalam Keputusan Wali Kota Makassar Nomor 769/188.4.45/Tahun 2025 yang berlaku selama tujuh hari.
“Penetapan Status keadaan tanggap darurat bencana banjir Kota Makassar berlangsung selama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal 10 Februari sampai dengan tanggal 17 Februari Tahun 2025,” bunyi salah satu poin dalam surat tersebut, Rabu (12/2/2025).
Penetapan ini berdasarkan hasil pemantauan lapangan dan Buletin Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah Sulawesi Maluku. Selain itu, juga memperhatikan laporan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar terkait kondisi cuaca hujan yang ekstrem.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto berujar, dengan terbitnya keputusan ini, maka seluruh pihak harus bersinergi dalam menghadapi bencana banjir yang sedang melanda.
Seluruh elemen pemerintah dan instansi terkait diharapkan dapat segera mengambil tindakan dan langkah strategis untuk meminimalkan dampak banjir.
“Artinya semua stakeholder khususnya yang terkait harus bergerak semua untuk melakukan langkah-langkah penanganan,” ujar Danny Pomanto, sapaan akrabnya.
Dalam masa tanggap darurat, bantuan pusat akan segera turun untuk korban banjir. Proses pengiriman bantuan tengah dilakukan dan diperkirakan tiba di Makassar pada keesokan hari. Langkah ini diambil guna mempercepat penanganan bagi warga terdampak yang mencapai ribuan jiwa.
“Karena sudah berstatus tanggap darurat maka pemerintah pusat juga sudah akan menurunkan bantuan untuk korban banjir. Rencananya besok sudah akan tiba di Makassar. Hari ini sementara proses pengiriman,” ucap Danny.
Pemerintah Kota Makassar juga telah memutuskan menggunakan Biaya Tak Terduga (BTT) untuk keperluan penanganan darurat. Besaran dananya akan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
“Kita sudah bisa menggunakan BTT untuk tanggap darurat ini. Soal besarannya, bergantung kebutuhan,” ujarnya.
Danny mengakui bahwa banjir kali ini tercatat lebih parah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sebanyak lebih dari 3.000 warga terdampak harus dievakuasi ke tempat pengungsian yang telah disiapkan oleh pemerintah.
Warga terdampak diimbau untuk segera meninggalkan rumah mereka guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
“Banjir kali ini lebih parah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Apalagi pengungsi sudah mencapai 3000 lebih,” jelas Danny.
“Warga yang terdampak banjir segera mengungsi ke tempat tempat pengungsian yang telah disiapkan. Karena kalau masih bertahan di rumah masing-masing dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, mereka juga tidak terdata sehingga sulit diberikan bantuan logistik,” pungkas Danny.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar