SULSELSATU.com, MAKASSAR – Di tengah ancaman krisis iklim dan kekhawatiran akan masa depan generasi muda, ribuan guru dari seluruh penjuru Indonesia kembali bersatu membawa harapan melalui gerakan pendidikan.
Temu Pendidik Nusantara (TPN) XII hadir kembali pada tahun ini dengan mengusung tema besar “Iklim Pendidikan & Pendidikan Iklim”, yang menjadi seruan bersama untuk aksi nyata dari ruang kelas demi masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan.
Perubahan iklim dan berbagai tantangan zaman telah nyata dirasakan oleh para pendidik di lapangan. TPN XII ingin menegaskan bahwa pendidikan tidak bisa tinggal diam. Ia harus menjadi bagian dari solusi.
Baca Juga : Sekolah Islam Athirah Tersertifikasi ISO, Sekolah Pertama di Makassar dengan Standar Internasional
“Di TPN, kami menggabungkan dua konsep yang seolah-olah terpisah, padahal sangat erat hubungannya. Pendidikan iklim memengaruhi iklim pendidikan, dan sebaliknya,” terang Najelaa Shihab selaku Pendiri Guru Belajar Foundation.
Ia menekankan bahwa pendidikan iklim relevan bagi siapa pun, tak terbatas pada lokasi geografis atau jenjang pendidikan.
“Misalnya kita bicara soal sampah. Ini bukan semata isu lingkungan, tapi juga menyangkut kedisiplinan dan kualitas lingkungan belajar. Bayangkan jika ruang belajar kita dipenuhi sampah—ini menunjukkan bagaimana iklim pendidikan kita terbentuk,” lanjutnya menjelaskan.
Baca Juga : Sekolah Islam Athirah Apresiasi Guru dan Karyawan Terbaik
Memasuki tahun ke-12 penyelenggaraan, TPN akan berlangsung sepanjang 2025 di berbagai kabupaten dan kota di Indonesia.
Para pendidik dan komunitas pendidikan di daerah akan menjadi penggeraknya, menyelenggarakan kelas-kelas berbagi, diskusi terbuka, hingga aksi nyata di sekolah dan lingkungan masing-masing.
“TPN bukan sekadar konferensi tahunan, melainkan tempat lahirnya harapan baru bagi pendidikan Indonesia. Kita melihat langsung bagaimana guru-guru mampu mengambil peran strategis dalam perubahan sosial,” ujar Bukik Setiawan selaku Ketua Guru Belajar Foundation.
Baca Juga : Temu Pendidik Nusantara XI Sukses Digelar di Sekolah Islam Athirah
Semangat akar rumput inilah yang juga menjadi fokus panitia nasional tahun ini.
Ketua Panitia TPN XII Azis Hafidhurrahman mengatakan, Temu Pendidik Nasional terus diperluas lokasi pelaksanaan dan jangkauan dampaknya.
“Dari kelas kecil di desa hingga ruang guru di kota besar, semua memiliki cerita dan kekuatan untuk bergerak bersama,” kata Azis.
Baca Juga : Siswa SMP Islam Athirah Bukit Baruga Tampilkan Drama Cerita Rakyat dari Berbagai Daerah Indonesia
TPN XI 2024 lalu mencatat lebih dari 18.000 guru yang terlibat aktif, dengan 239 kelas berbagi di lebih dari 45 kota dan kabupaten. Dari sana, muncul ragam inisiatif perubahan yang langsung lahir dari pengalaman guru, murid, dan komunitasnya.
Salah satu contoh kuat datang dari penyelenggaraan di Kota Makassar, adalah Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) Makassar berkolaborasi dengan Sekolah Islam Athirah menyelenggarakan rangkaian kelas dengan menghadirkan praktik baik dari guru-guru lintas jenjang dan wilayah.
Direktur Sekolah Islam Athirah Syamril menyampaikan, kolaborasi antara sekolah negeri dan swasta adalah kunci membangun pendidikan masa depan yang inklusif dan kontekstual.
Baca Juga : Sekolah Islam Athirah Kembali Menjadi Tuan Rumah Temu Pendidik Nusantara 2024
Gerakan ini juga tidak lepas dari dukungan KGBN secara nasional yang telah menjadi ruang tumbuh para penggerak pendidikan akar rumput.
“KGBN hadir di tengah krisis iklim bukan hanya untuk berbicara tentang lingkungan, tetapi juga tentang bagaimana pendidikan dapat menjadi bagian dari solusinya,” tutur Nuno Riza, Ketua Umum Komunitas Guru Belajar Nusantara.
Hal senada juga disampaikan Zaid Buri Prahastyo sebagai Penggerak KGBN Makassar. Bukan sekadar agenda tahunan, TPN adalah gerakan bersama yang memperlihatkan bahwa perubahan bisa dimulai dari ruang guru, dari kelas-kelas biasa yang dihidupkan oleh guru-guru luar biasa.
Lebih dari sekadar pertemuan tahunan, TPN XII menjadi momentum penting untuk menegaskan bahwa pendidikan adalah garda depan dalam menghadapi krisis global.
Ini bukan hanya soal apa yang diajarkan di kelas, tetapi juga tentang bagaimana pendidikan mampu memengaruhi arah kebijakan dan membentuk budaya masyarakat yang lebih sadar lingkungan.
Pendidik, penggerak komunitas, hingga masyarakat umum diundang untuk ikut menjadi bagian dari perubahan ini.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar