SULSELSATU.com, MAKASSAR – Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Makassar tahun ini tak lagi diikuti petahana Moh Ramdhan Pomanto. Pemilik tagline “Anak Lorong” itu sudah dua periode menjabat.
Tak adanya petahana, membuat Pilwalkot Makassar menjadi arena tarung bebas bagi kandidat yang mengincar kursi 01.
Sejumlah nama telah muncul ke publik diantaranya, Munafri Arifuddin, Indira Yusuf Ismail, Andi Seto Asapa, Rusdin Abdullah, Abd Rahman Bando, Adi Rasyid Ali, Amri Arsyid, Azhar Arzyad, Sri Rahmi, Ahmad Susanto, dan Irwan Adnan.
Baca Juga : Relawan Buruh Siap Menangkan Seto-Rezki di Pilkada Makassar
Direktur Riset Garis Polling Indonesia (Gaspol) Amul Hikmah Budiman, mengatakan sejumlah figur lama yang ingin kembali bertarung seperti Munafri Arifuddin alias Appi, Rusdin Abdullah dan Abd Rahman Bando punya kans kuat ikut berkontestasi.
“Saya pikir figur lama ini ada beberapa yang memang secara kekuatan elektoral dan kekuatan politik cukup bagus, contoh Appi. Rudal bisa saja kembali menjadi kompetitor yang tidak boleh dianggap enteng, walaupun belakangan Rudal tidak memiliki panggung politik dan sosial culture yang bisa dibangun selama ini,” ujar Amul kepada Sulselsatu.com.
Sementara Rahman Bando kata Amul pasca bertarung dengan Appi di Pilwali tahun 2020, politisi Demokrat itu memiliki interval waktu yang cukup panjang untuk kembali mengaktifkan jaringan kekuatan politiknya.
Baca Juga : Basri Sidehabi Yakin Appi Punya Kapasitas Memimpin Makassar
“Rahman Bando sepertinya ada kehilangan kekuatan politik, namun, Rahman Bando cukup percaya diri masih bisa memulai konstestasi politiknya asalkan dia betul-betul tahu dengan siapa dia berpaket,” katanya.
Sementara figur baru kata Amul yang layak diperhitungkan adalah eks Bupati Sinjai Andi Seto Asapa, menurutnya politisi Gerindra itu bisa jadi kuda hitam.
“Seto walaupun dia banyak berkiprah di Sinjai sebagai kampung halamannya, namun hari ini Seto bisa dianggap sebagai kuda hitam. Dengan toko-tokoh besar di belakangnya. Sebagai figur baru di arena kontestasi Makassar, jangan lupa bahwa Seto hari ini sudah sangat masif melakukan gerakan politiknya, merekrut relawan dan bagaimana mengkonsolidasikan seluruh jaringan politiknya,” jelas Amul.
Baca Juga : Tak Terpengaruh Survei, PKS Akan Bertarung Hingga Akhir
Nama lain adalah, Indira Yusuf Ismail, menurutnya Indira adalah calon kandidat yang bertopeng petahana.
“Indira adalah seorang ketua TP PKK yang sangat melekat dengan petahana (Danny) hari ini. Apalagi Danny masih menjabat, sehingga konsentrasi nanti. Beliau juga akan maju pilgub Sulsel, sehingga relasinya antara Danny saat pilgub jaringan politiknya bisa diaktifkan kembali,” tuturnya.
Sementara nama Rahman Pina, Ahmad Susanto, Amri Arsyid, Azhar Arsyad dan Irwan Adnan kata Amul memiliki peluang yang sama hanya beberapa memang tidak memiliki kendaraan politik.
Baca Juga : Kunjungan Appi-Aliyah Bangkitkan Optimisme Ekonomi Pasar Butung
“Sehingga paling tidak peluang mereka bagaimana mencari peluang posisi 02. Tinggal bagaimana mengkonsolidasikan kekuatan politiknya untuk bisa berpaket dengan figur yang sdah mulai terang dan mendapatkan rekomendasi,” jelas Amul.
Direktur Eksekutif Script Survei Indonesia (SSI) Yuhardin, menilai ada beberapa kriteria untuk memenangkan pertarungan Pilwalkot Makassar.
“Pertama kemistri pasangan yang kuat (figur memiliki popularitas dan elektabilitas yang tinggi), lalu dukungan partai yang kuat, tentu juga harus memiliki strategi dan tim yang masif dari kecamatan hingga tingkat TPS. Terakhir cost politik yang cukup,” ungkap yuhardin. (*)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar